Lihat ke Halaman Asli

Nadya Putri

Freelancer

Menelusuri Sejarah dan Warisan Budaya Dinasti Ottoman di Hagia Sophia

Diperbarui: 18 September 2024   04:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Hagia Sophia di Turki, Sumber: iStock)

"Bagaimana Hagia Sophia Mencerminkan Sejarah dan Budaya Selama Berabad-abad?" Ini aku beritahu kamu!

Hagia Sophia, bangunan megah yang menjulang di Istanbul, Turki, merupakan monumen yang menceritakan kisah kerajaan, agama, dan seni. Sejak dibangun pada abad ke-6, mahakarya ini telah menyaksikan dan membintangi beberapa perubahan paling dramatis dalam sejarah manusia.

Sejarah Hagia Sophia dimulai pada tahun 537, di bawah pemerintahan Kaisar Justinian I, yang bercita-cita membangun sebuah gereja yang kemegahannya melampaui semua gereja lainnya. Basilika asli, yang didedikasikan untuk Kebijaksanaan Ilahi, merupakan kejayaan arsitektur dan simbol kekuatan Bizantium. Namun, nasibnya sama bergejolaknya dengan nasib kota yang menampungnya.

Pada tahun 1453, dengan jatuhnya Konstantinopel ke tangan Kesultanan Ottoman, Hagia Sophia diubah menjadi masjid. Konversi ini melibatkan perubahan signifikan, termasuk penambahan menara dan penghapusan gambar-gambar Kristen. Selama berabad-abad, kota ini tetap menjadi salah satu pusat Islam terpenting.

Abad ke-20 membawa perubahan radikal: pada tahun 1935, Hagia Sofia menjadi museum berdasarkan keputusan Mustafa Kemal Atatürk, menandai era baru dalam sejarahnya. Keputusan ini mencerminkan gerakan menuju sekularisasi dan keterbukaan budaya di Türkiye. Namun, baru-baru ini, Hagia Sophia sekali lagi ditetapkan sebagai masjid, sebuah perubahan yang memicu perdebatan sengit secara global.

Hagia Sophia adalah keajaiban arsitektur. Fitur yang paling menonjol adalah kubah besar, yang tampak melayang secara ajaib di atas alun-alun. Inovatif pada masanya, kubah ini telah menginspirasi para arsitek selama berabad-abad dan merupakan simbol kecerdikan manusia yang abadi. Penopang, penopang, dan menara yang ditambahkan kemudian melengkapi strukturnya, menciptakan dialog antara gaya arsitektur Kristen dan Muslim.

Interior Hagia Sophia merupakan bukti perubahan agama dan artistik. Mosaik Bizantium, dengan emas berkilau dan patung-patung suci, menggambarkan masa ketika kota ini menjadi pusat Kekristenan Ortodoks. Dengan adanya konversi menjadi masjid, kaligrafi Islam ditambahkan dan beberapa mosaik ini disembunyikan, hanya untuk ditemukan kembali dan dipulihkan pada abad ke-20.

Sepanjang sejarahnya, Hagia Sophia telah menghadapi banyak tantangan, mulai dari gempa bumi hingga perubahan politik. Pelestariannya merupakan upaya berkelanjutan, keseimbangan antara menjaga integritas struktural dan menghormati signifikansi agama dan budayanya.

Status Hagia Sophia sebagai situs warisan dunia telah menjadi bahan perdebatan sengit. Konversi bangunan tersebut menjadi masjid baru-baru ini telah menimbulkan kekhawatiran mengenai akses dan konservasi kekayaan seninya. Namun, ia tetap menjadi simbol hidup berdampingan secara budaya dan menjadi jembatan antara masa lalu dan masa kini.

Hagia Sophia bukan hanya sebuah bangunan; Ini adalah cermin sejarah manusia, yang mencerminkan kompleksitas iman, politik dan seni. Seiring perjalanannya melintasi waktu, Hagia Sophia terus menantang dan mempesona siapapun yang melihatnya, sebuah monumen abadi terhadap kapasitas manusia untuk berkreasi, beradaptasi, dan melestarikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline