Lihat ke Halaman Asli

Nadya Putri

Freelancer

Siapakah Satu-satunya Penumpang Kulit Hitam di Titanic?

Diperbarui: 6 September 2024   15:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Kapal Titanic, sumber: iStock)

Siapa satu-satunya penumpang kulit hitam di Titanic?

 Temukan kisahnya yang menakjubkan. Banyak yang mengetahui kisah tragis para penumpang Titanic, kapal mewah yang tenggelam pada April 1912, namun hanya sedikit yang pernah mendengar tentang Joseph Laroche, satu-satunya penumpang kulit hitam di kapal terkenal ini. Kisahnya mengingatkan kita bahwa Titanic adalah mikrokosmos dari keberagaman dan kompleksitas sosial pada masa itu. 

Joseph Phillippe Lemercier Laroche lahir di Haiti pada tahun 1886, putra dari keluarga terkemuka dan kaya di pulau Karibia. Sejak usia muda, ia terbukti menjadi siswa yang brilian, dan pada usia 15 tahun, ia dikirim ke Prancis untuk belajar teknik, sebuah kesempatan langka bagi seseorang yang berasal dari Haiti pada saat itu. Di Prancis itulah dia bertemu calon istrinya, Juliette Lafargue, seorang wanita Prancis yang dinikahinya. 

Kehidupan di Eropa bagi Laroche tidaklah mudah. Terlepas dari bakat dan pelatihannya, rasisme yang dia hadapi menghambat kemajuan profesionalnya. Meskipun ia telah mendapatkan posisi yang baik sebagai seorang insinyur, warna kulitnya menurunkan gajinya yang rendah, yang mempengaruhi kualitas hidup keluarganya, termasuk dua anak perempuan dan sepertiganya lagi. 

Situasi ekonomi yang genting inilah yang mendorong Laroche dan istrinya memutuskan untuk kembali ke Haiti, tempat Joseph berharap mendapatkan kesempatan kerja yang lebih baik. Awalnya, keluarga tersebut berencana melakukan perjalanan dengan kapal “La France”, namun kebijakan ketat mengenai anak-anak di kapal menyebabkan mereka mengubah tiket mereka menjadi kapal Titanic.

Pada tanggal 10 April 1912, keluarga Laroche menaiki Titanic di Cherbourg, Prancis. Meskipun Laroche melakukan perjalanan kelas dua, segregasi dan ketegangan rasial masih terjadi di kapal tersebut, menjadikannya sosok yang tidak biasa di kapal laut yang sebagian besar dipenuhi oleh orang kulit putih Eropa dan Amerika. 

Meskipun demikian, Laroche, istri dan putrinya menikmati kemewahan yang ditawarkan oleh kelas tempat mereka bepergian. Pada tanggal 14 April yang menentukan, ketika Titanic menabrak gunung es, Joseph Laroche bertindak cepat. Dia membantu istri dan dua putrinya menaiki sekoci, memastikan mereka aman sebelum kembali ke geladak. 

Sayangnya, seperti banyak pria lainnya yang masih berada di kapal, Joseph tidak selamat. Tubuhnya tidak pernah ditemukan. Juliette dan putrinya, yang selamat dari bencana tersebut, kembali ke Prancis, tempat Juliette melahirkan anak ketiganya beberapa bulan kemudian. Mereka tidak pernah kembali ke Haiti. Kisah Joseph Laroche sebagian besar masih belum diketahui selama beberapa dekade, dibayangi oleh kisah-kisah tokoh terkemuka yang melakukan perjalanan dengan kapal Titanic. 

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, warisannya mulai ditemukan kembali sebagai simbol perlawanan dan kegigihan di era yang ditandai dengan hambatan ras dan sosial. Kisah Laroche adalah pengingat akan kehidupan yang beragam dan kompleks yang hilang dalam tragedi tersebut dan bagaimana, bahkan di saat-saat putus asa, tindakan seseorang mencerminkan kekuatan dan pengorbanan untuk keluarganya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline