Lihat ke Halaman Asli

Nadya Putri

Freelancer

Jika yang Anda Miliki Hanyalah Iman, Anda Telah Memiliki Segalanya

Diperbarui: 26 Agustus 2024   21:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Orang Sedang Berdoa, sumber: Pixabay)

Jika Yang Anda Miliki hanyalah Iman, Anda Memiliki Segalanya .

Di dunia yang sering kali didorong oleh materialisme dan upaya mengejar kesuksesan nyata, konsep iman mungkin tampak aneh, sebuah peninggalan dari masa-masa sederhana ketika keyakinan akan sesuatu yang lebih besar sudah cukup untuk menopang kita melewati cobaan hidup. Namun mungkin, bahkan di zaman modern ini, kebenaran sederhananya tetap ada: jika yang Anda miliki hanyalah keyakinan, maka Anda benar-benar memiliki segalanya. 

Hakikat Iman 

Iman, pada dasarnya, adalah kekuatan yang tidak berwujud. Ini bukanlah sesuatu yang dapat Anda pegang atau ukur dengan instrumen apa pun. Namun, ini adalah salah satu elemen paling kuat dalam keberadaan manusia. Iman adalah kepercayaan dan keyakinan yang kita tempatkan pada hal-hal yang tidak terlihat, pada hasil yang belum diketahui, dan pada keyakinan bahwa segala sesuatu pada akhirnya akan membawa kebaikan. 

Entah itu keyakinan pada kekuatan yang lebih tinggi, pada kebaikan umat manusia, atau pada kekuatan kita sendiri untuk mengatasi rintangan, iman berfungsi sebagai sauh di lautan badai kehidupan. 

(Orang Sedang Berdoa, sumber: Pixabay)

Iman sebagai Sumber Kekuatan 

Hidup dipenuhi dengan ketidakpastian. Ada saat-saat ketika jalan ke depan tidak jelas, ketika tantangan tampaknya tidak dapat diatasi, dan ketika semua bukti menunjukkan bahwa menyerah adalah satu-satunya pilihan. Pada saat inilah iman mengungkapkan kekuatannya yang sebenarnya. Iman tidak menghilangkan kesulitan yang kita hadapi, namun memberi kita kekuatan untuk menanggungnya. Hal ini memungkinkan kita untuk terus bergerak maju, meski tujuannya tidak terlihat. 

Bayangkan seseorang berdiri di tepi tebing, dengan kabut yang sangat tebal sehingga tidak dapat melihat tanah di bawahnya. Untuk mengambil langkah maju dalam kondisi seperti ini memerlukan iman—keyakinan bahwa bumi akan muncul atau mereka akan diajari untuk terbang. Inilah hakikat iman: keberanian untuk melangkah maju, meski kita tidak bisa melihat kemana perjalanan akan membawa kita. 

Iman sebagai Cahaya Penuntun

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline