Lihat ke Halaman Asli

Nadya Putri

Freelancer

Narasi Perjuangan Epik Freidis Eiriksdottir dalam Memimpin Ekspedisi ke Amerika

Diperbarui: 10 Agustus 2024   18:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Freidis Eiriksdottir, sumber: night cafe creator)

Tahukah Anda bahwa Freidis Eiriksdottir memimpin ekspedisi Viking ke Amerika.

Dalam sejarah Viking yang luas dan mistis, antara abad ke-9 dan ke-10, sosok Freidis Eiriksdottir menonjol, seorang wanita yang keberanian dan keganasannya menyaingi para pejuang paling ditakuti pada masanya. Menurut kisah-kisah Norse, Freidis bukan hanya seorang ekspedisi pemberani, tetapi juga salah satu wanita pertama yang menginjakkan kaki di benua Amerika, di wilayah yang dikenal sebagai Vinland, jauh sebelum orang Eropa mulai penjelajahan mereka di Dunia Baru.

Freidis Eiriksdottir ditampilkan dalam catatan sejarah sebagai seorang wanita berkarakter tangguh, ditandai dengan darah Vikingnya. Menurut kisah-kisah tersebut, dia adalah putri dari Erik si Merah yang legendaris, penjelajah yang mendirikan koloni Norse pertama di Greenland, dan saudara perempuan, atau mungkin saudara tiri, dari Leif Erikson, penjelajah yang umumnya dianggap sebagai penemunya. Amerika oleh orang Eropa, jauh sebelum Christopher Columbus.

Namun, Freidis bukanlah pengamat sederhana dalam perjalanan epik ini. Sejarah mengingatnya sebagai seorang pejuang, seorang wanita yang tidak segan-segan mengangkat senjata untuk membela kehormatannya dan rakyatnya. Dalam salah satu ekspedisi ke Vinland, Freidis menghadapi penduduk asli dalam sebuah episode yang menonjolkan semangat gigihnya. Cerita mengatakan bahwa, ketika bangsa Viking disergap oleh penduduk asli, Freidis, yang dipersenjatai dengan pedang seorang pejuang yang gugur, bergegas berperang dengan kemarahan yang tak tertandingi. Keberaniannya sedemikian rupa sehingga ketika melihat ledakannya, musuh-musuhnya lari ketakutan.

(Freidis Eiriksdottir, sumber: night cafe creator)

Freidis juga dikenang karena sifatnya yang haus darah dan sikapnya yang tidak toleran terhadap pengkhianatan. Dalam salah satu versi hikayat, dikatakan bahwa, setelah perselisihan dengan rekan ekspedisinya, Freidis membuat keputusan drastis: dia memerintahkan eksekusi para pria yang menentangnya dan secara pribadi membunuh para wanita, sehingga memastikan kendali mutlak atas misi tersebut.

Namun kisahnya tidak berakhir dengan kejayaan. Keputusan dan tindakan Freidis, meskipun efektif pada saat itu, menebarkan perselisihan di antara rakyatnya dan berkontribusi pada kegagalan terakhir koloni di Vinland. Terpaksa kembali ke Islandia, bangsa Viking meninggalkan janji akan sebuah dunia baru, namun sebelumnya meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah penjelajahan.

Sosok Freidis Eiriksdottir tetap menjadi simbol kekuatan dan keberanian perempuan Viking. Sejarahnya, meski diselimuti kabut legenda dan penafsiran, bergema sebagai gema masa ketika lautan didominasi oleh kapal-kapal berhiaskan naga dan prajurit Norse berlayar melintasi negeri tak dikenal untuk mencari kejayaan dan kekayaan.

Freidis, dengan semangat gigih dan tekad yang kuat, mewujudkan sisi kejam dari Viking, menunjukkan bahwa dalam sejarah, garis antara pahlawan dan penjahat sering kali kabur, dan kekuatan sejati tidak mengenal gender. Warisannya merupakan peringatan dan pengingat bahwa keberanian, dalam bentuk apapun, selalu meninggalkan bekas yang mendalam dalam perjalanan sejarah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline