Lihat ke Halaman Asli

Nadya Putri

Freelancer

Eleanor of Aquitaine: Legenda Wanita Besi Abad Pertengahan

Diperbarui: 9 Agustus 2024   17:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Eleanor of Aquitaine, sumber: Nightcafe creator)

Siapakah wanita besi abad pertengahan?  Saya akan menceritakan sedikit tentang Kehidupan dan Legenda Eleanor dari Aquitaine, simak dan baca sampai selesai.

Di negeri-negeri berkabut di Eropa abad pertengahan, tempat para kesatria berkuasa dan peperangan terjadi demi kehormatan dan kejayaan, muncullah sosok yang kelicikan, kecerdasan, dan kekuatannya menentang konvensi pada masanya. Eleanor dari Aquitaine, seorang wanita yang tidak hanya memainkan peran penting dalam politik dua kerajaan paling kuat pada masa itu, tetapi juga meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah dan budaya abad pertengahan.

Lahir pada tahun 1122 di salah satu daerah terkaya dan paling maju secara budaya di Perancis, Eleanor mewarisi Kadipaten Aquitaine, menjadi wanita yang paling dicari di Eropa. Pada usia 15 tahun, ia menikah dengan Louis VII dari Perancis, sebuah pernikahan yang membawanya menjadi permaisuri Perancis. Namun hubungan tersebut berubah menjadi pahit dan, setelah pernikahannya dibatalkan, Eleanor mendapatkan kembali kemerdekaannya dan tanahnya yang luas.

Namun, kisahnya tidak berakhir di situ. Secara mengejutkan, ia menikah dengan Henry II dari Inggris, seorang pria yang sebelas tahun lebih muda dan dikenal karena ambisinya yang berlebihan. Pernikahan ini tidak hanya menjadi pukulan telak di papan catur politik saat itu, tetapi juga menyebabkan lahirnya Kekaisaran Angevin, wilayah luas yang terbentang dari Skotlandia hingga Pyrenees.

Namun Eleanor bukan sekadar sosok dalam bayang-bayang suaminya. Ia menonjol sebagai pemimpin yang cerdik dan berani, serta aktif terlibat dalam administrasi wilayah kekuasaannya dan politik Eropa. Dia berpartisipasi dalam Perang Salib Kedua, menunjukkan keberanian dan tekadnya di dunia yang didominasi oleh laki-laki. Pengaruhnya melampaui peperangan dan perjanjian; Dia adalah pelindung seni dan promotor troubadour isme, mempromosikan budaya ksatria dan romansa yang mendefinisikan semangat zamannya.

Namun hubungan dengan Henry II menjadi kacau dan penuh konflik. Dalam perebutan kekuasaan dan hasrat yang epik, Eleanor mendukung anak-anaknya dalam pemberontakan melawan suaminya, yang akhirnya menyebabkan dia dipenjara selama bertahun-tahun. Meski demikian, semangat kegigihannya tidak patah. Setelah kematian Henry, Eleanor sekali lagi muncul sebagai tokoh sentral dalam politik Inggris, memainkan peran penting dalam kenaikan takhta putranya Richard si Hati Singa dan memastikan suksesi putranya yang lain, John Landless.

Kehidupan Eleanor dari Aquitaine terbaca seperti sebuah novel, penuh dengan lika-liku, kekuatan, gairah, dan politik yang tak terduga. Warisannya bertahan tidak hanya dalam silsilah keluarga kerajaan Eropa, namun juga dalam kekayaan budaya Abad Pertengahan. Di dunia di mana peran perempuan sangat terbatas, Eleanor melampaui ekspektasi, menunjukkan bahwa kecerdasan dan kemauan dapat mengatasi hambatan zaman. Kehidupannya adalah kesaksian bahwa dalam koridor waktu, beberapa roh bersinar dengan cahaya yang tidak pernah padam, menempa takdirnya sendiri melawan segala rintangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline