Lihat ke Halaman Asli

Nadya Putri

Freelancer

Menyelami Kedalaman Sejarah Bangsa Sumeria

Diperbarui: 21 Juli 2024   11:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Artefak Bangsa Sumeria, sumber:iStock)

Sepanjang sejarah, umat manusia telah mencari cara untuk mengukur dan memahami perjalanan waktu. Di antara peradaban yang memberikan kontribusi signifikan terhadap pengetahuan ini adalah bangsa Sumeria, budaya kuno yang mendiami wilayah Mesopotamia, yang sekarang kita kenal sebagai Irak, sekitar tahun 4500 SM. Bangsa Sumeria dikenal atas kontribusinya yang tak terhitung jumlahnya terhadap peradaban, namun apakah mereka benar-benar penemu sistem waktu yang kita kenal?

Bangsa Sumeria adalah pionir dalam banyak hal, dan salah satu warisan mereka yang paling bertahan lama adalah sistem numerik sexagesimal mereka, berdasarkan angka 60. Sistem ini tidak hanya memfasilitasi perdagangan dan konstruksi, namun juga meletakkan dasar bagi cara kita mengukur cuaca saat ini. Pemilihan angka 60 pun tidak sembarangan; Sifatnya yang dapat dibagi dengan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 10, 12, 15, 20 dan 30 membuatnya sangat praktis untuk perhitungan matematis dan pembagian yang tepat.

Fakta menarik tentang bangsa Sumeria adalah bahwa mereka adalah salah satu peradaban pertama yang mengembangkan sistem penulisan yang disebut paku. Sistem ini digunakan untuk mencatat transaksi bisnis, hukum, puisi dan sastra. Salah satu teks paling terkenal yang ditulis dalam huruf paku adalah "Epik Gilgamesh", yang dianggap sebagai salah satu karya sastra tertua umat manusia.

(Artefak Bangsa Sumeria, sumber:iStock)

Kalender Sumeria adalah kalender lunisolar, yang menggabungkan siklus Bulan dan Matahari untuk mengukur tahun. Satu tahun terdiri dari 12 bulan lunar, masing-masing 29 atau 30 hari, disesuaikan secara berkala dengan memasukkan bulan selingan untuk menyelaraskan kalender dengan tahun matahari. Sistem ini penting untuk perencanaan pertanian, memastikan bahwa musim tetap sinkron dengan kalender.

Selanjutnya bangsa Sumeria membagi hari menjadi 24 jam, setiap jam menjadi 60 menit, dan setiap menit menjadi 60 detik. Metode pembagian waktu ini telah bertahan selama ribuan tahun dan menunjukkan keefektifan dan ketepatannya. Bangsa Sumeria menggunakan jam matahari dan jam pasir (jam air) untuk mengukur jam, sehingga menandai salah satu cara pertama untuk menentukan waktu suatu hari.

Penggunaan sistem seksagesimal untuk mengukur waktu menyebar ke peradaban lain, seperti Babilonia, yang mewarisi banyak pengetahuan dari bangsa Sumeria. Bangsa Babilonia terus mengembangkan dan menyempurnakan teknik-teknik ini, memastikan kelestariannya selama berabad-abad. Bahkan saat ini, konsep waktu modern kita, yang didasarkan pada jam 60 menit dan menit 60 detik, berasal langsung dari inovasi bangsa Sumeria.

(Artefak Bangsa Sumeria, sumber:iStock)

Meskipun kita tidak dapat mengatakan dengan pasti bahwa bangsa Sumeria adalah orang pertama yang mengonseptualisasikan pengukuran waktu, pengaruh mereka terhadap cara kita memahami dan mengukur waktu tidak dapat disangkal. Warisannya di bidang astronomi, matematika, dan kronologi meletakkan dasar bagi kemajuan masa depan berbagai peradaban.

Kesimpulannya, bangsa Sumeria tidak hanya inovatif dalam bidang penulisan dan arsitektur, tetapi juga dalam cara kita mengukur waktu. Sistem seksagesimalnya, kalender lunisolarnya, dan metode pembagian hari tetap menjadi dasar kehidupan kita sehari-hari, ribuan tahun kemudian. Hubungan antara masa lalu dan masa kini menggarisbawahi pentingnya bangsa Sumeria dalam sejarah manusia dan peran penting mereka dalam perkembangan peradaban.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline