Lihat ke Halaman Asli

Nadya Putri

Freelancer

Kisah Keberanian Wanita Viking di Mitologi Norse

Diperbarui: 20 Juli 2024   09:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Gambar Wanita Viking, sumber: iStock)

Tahukah anda keberanian dan kekuatan wanita viking? Tahukah anda bahwa beberapa dari mereka bergabung di medan perang? Saya akan menceritakan sedikit tentang mereka, simak dan baca sampai selesai!

Citra prajurit Viking, tinggi, tegap, dan sangat suka berperang, telah menjadi stereotip yang tertanam dalam budaya kita. Namun, gambaran ini menghilangkan aspek menarik dan penting dari masyarakat Viking: kehadiran pejuang wanita. Selama berabad-abad, terdapat perdebatan mengenai apakah perempuan Viking benar-benar berpartisipasi dalam pertempuran. Hari ini, kita akan mengungkap misteri ini dengan bukti sejarah dan penemuan arkeologi.

Dalam budaya Viking, ada cita-cita yang dikenal sebagai "skjaldmr," yang secara kasar diterjemahkan menjadi "gadis perisai." Wanita-wanita ini, yang digambarkan dalam kisah-kisah Norse dan puisi-puisi epik, adalah pejuang yang ditakuti dan dihormati. Meskipun untuk waktu yang lama mereka dianggap sebagai tokoh mitos atau alegoris, temuan arkeologis terkini menunjukkan kenyataan lain.

(Gambar Wanita Viking, sumber: iStock)

Salah satu penemuan yang paling mengungkap terjadi di Birka, Swedia, di sebuah makam Zaman Viking yang berasal dari abad ke-10. Selama bertahun-tahun, kerangka di dalamnya diasumsikan sebagai seorang pejuang laki-laki karena benda-benda yang menyertainya: senjata, kuda , dan satu set bidak catur, yang melambangkan strategi dan kekuatan. Namun, analisis genetik yang dilakukan pada tahun 2017 mengubah perspektif: DNA tersebut adalah perempuan. Pengungkapan ini telah memicu perdebatan baru tentang peran perempuan dalam Perang Viking.

Selain penemuan ini, kisah-kisah Norse penuh dengan kisah-kisah wanita pemberani dan pejuang. Beberapa, seperti Lagertha, yang dikenal dari serial televisi "Vikings," didasarkan pada tokoh-tokoh yang mungkin benar-benar ada. Narasi-narasi ini menggambarkan perempuan yang tidak hanya berperang bersama laki-laki, namun terkadang memimpin penggerebekan dan ekspedisi.

Namun perlu diingat bahwa partisipasi perempuan dalam pertempuran bukanlah hal yang lumrah. Masyarakat Viking bersifat patriarki dan peran gendernya jelas. Perempuan biasanya bertanggung jawab mengelola rumah dan tanah tanpa kehadiran laki-laki. Namun pada saat yang sama, mereka mempunyai hak dan otonomi tertentu, seperti kemampuan untuk bercerai dan memiliki harta benda. Keseimbangan antara peran tradisional dan kisah para pejuang wanita yang tak kenal takut menunjukkan kompleksitas masyarakat Viking. Partisipasi perempuan di medan perang, meski tidak meluas, merupakan aspek yang menantang norma-norma pada masanya dan terus memikat imajinasi kita hingga saat ini.

Tidak seperti banyak budaya lain pada masanya, perempuan Viking menikmati hak-hak hukum tertentu yang signifikan. Mereka dapat mewarisi harta benda, mengajukan cerai, dan menuntut mahar. Otonomi ini penting pada saat itu dan mencerminkan pentingnya perempuan dalam masyarakat Viking. Topik ini terus menjadi bahan penelitian dan perdebatan. Setiap temuan arkeologi baru dapat menjelaskan peran misterius dan menarik perempuan Viking dalam sejarah. Mungkin tidak semuanya adalah pejuang, tetapi mereka mewakili babak yang kuat dan menarik dalam sejarah Viking.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline