Lihat ke Halaman Asli

Nadya Putri

Freelancer

Socrates: Filsuf yang Merubah Cara Berpikir

Diperbarui: 18 Juli 2024   12:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Monumen Socrates, sumber: iStock)

Seberapa banyak yang anda ketahui tentang Socrates? Saya akan menceritakan sedikit tentang Socrates kepada anda, simak dan baca sampai selesai!

Seorang tokoh ikonik dalam filsafat kuno, Socrates tetap menjadi salah satu tokoh paling menarik dan dipelajari dalam sejarah pemikiran manusia. Lahir sekitar tahun 470 SM. di Athena, Yunani, ia hidup pada periode penting yang menyaksikan lahirnya demokrasi Athena dan perubahan besar dalam budaya dan politik.

Sejak usia muda, Socrates menunjukkan minat yang mendalam dalam memahami pengetahuan dan etika. Berbeda dengan kaum sofis pada zamannya, yang mengajarkan murid-muridnya untuk memenangkan argumen tanpa mempedulikan kebenarannya, Socrates mencari kebenaran melalui metode yang kemudian dikenal sebagai "maieutika". Metode ini terdiri dari serangkaian tanya jawab yang membantu lawan bicara mencapai kesimpulan logisnya sendiri.

Socrates tidak menulis karya; Filsafat dan metodenya sampai kepada kita terutama melalui dialog Plato, muridnya yang paling terkenal, dan pada tingkat lebih rendah melalui karya-karya orang sezamannya seperti Xenophon. Dalam dialog-dialog Plato, Socrates tampil sebagai sosok yang penuh rasa ingin tahu, seringkali ironis, mempertanyakan keyakinan dan asumsi semua orang, mulai dari warga biasa hingga tokoh politik terkemuka.

Pendekatan filosofisnya sangat berbeda dengan pendekatan filosofis orang-orang sezamannya. Socrates percaya bahwa pengetahuan sejati hanya mungkin diperoleh melalui pengakuan atas ketidaktahuan seseorang. Pendekatan ini, yang dikenal sebagai "Sokratisme," menekankan pada refleksi diri dan pengakuan ketidaktahuan seseorang sebagai titik awal menuju pengetahuan sejati.

Pengaruh Socrates di Athena tidak selalu diterima dengan baik. Metodenya dan pertanyaannya yang terus-menerus terhadap norma dan kepercayaan tradisional membuatnya tidak populer di kalangan banyak warga dan pemimpin Athena. Pada tahun 399 SM, ia dituduh merusak masa muda dan ketidaksopanan, dan diadili. Socrates mempunyai kesempatan untuk pergi ke pengasingan, namun memilih untuk tinggal di Athena dan menghadapi hukumannya: kematian karena keracunan hemlock.

Kematian Socrates menandai titik balik dalam sejarah filsafat Barat. Kehidupan dan ajarannya menginspirasi banyak filsuf lain, seperti Plato dan Aristoteles, dan warisannya tetap menjadi dasar filsafat dan pemikiran Barat. Socrates, dengan usahanya yang tak kenal lelah dalam mengejar kebenaran dan komitmen terhadap refleksi diri, menantang norma-norma pada masanya dan meninggalkan warisan abadi yang terus menantang dan menginspirasi para pemikir di seluruh dunia.

Meskipun Socrates tidak meninggalkan tulisannya sendiri, pengaruhnya terhadap filsafat dan pemikiran Barat sangat besar. Melalui dialog-dialog Plato, Socrates mempengaruhi banyak pemikiran orang pada zamannya, termasuk Aristoteles. Ide-idenya tentang dialektika, etika, dan epistemologi menjadi dasar pemikiran filsafat Barat di kemudian hari. Fokusnya pada penyelidikan kritis dan pemeriksaan kehidupan pribadi tercermin dalam kutipan Socrates yang terkenal: "Hidup yang tidak diperiksa tidak layak untuk dijalani."




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline