Lihat ke Halaman Asli

Nadya Putri

Freelancer

Misteri Kematian Berdasarkan Sains dan Ilmu Pengetahuan

Diperbarui: 15 Juli 2024   06:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(llustrasi pohon mati, sumber: depositphotos/zatvor)

Ada kehidupan setelah kematian? Apa kata ilmu pengetahuan dan sains? Pertanyaan apakah ada kehidupan setelah kematian telah membuat umat manusia terpesona sejak dahulu kala. Dari meditasi mendalam para filsuf hingga diskusi di meja kopi, topik ini telah menjadi bahan spekulasi dan studi. Tapi apa yang sebenarnya bisa dikatakan ilmu pengetahuan tentang misteri abadi ini?

Sains, pada intinya, didasarkan pada observasi, eksperimen, dan replikasi. Fenomena yang tidak dapat diamati atau diukur secara langsung sulit dipelajari secara ilmiah. Kehidupan setelah kematian, sebagai pertanyaan metafisik dan spiritual, umumnya berada di luar cakupan penelitian ilmiah konvensional. Namun, hal ini tidak menghentikan para peneliti untuk mengeksplorasi apa yang terjadi di ambang kehidupan dan kematian.

Studi tentang pengalaman mendekati kematian (NDE) memberikan beberapa penelitian yang paling mendekati topik ini. Orang-orang dari budaya dan latar belakang berbeda melaporkan pengalaman yang sangat mirip saat mengalami trauma parah, ketika mereka secara klinis berada di ambang kematian atau bahkan mengalami serangan jantung sementara. Pengalaman-pengalaman ini sering kali mencakup sensasi keterpisahan dari tubuh, perjumpaan dengan entitas spiritual, tinjauan singkat kehidupan, dan sensasi kedamaian yang tak terlukiskan.

(llustrasi orang mati, sumber: depositphotos/zatvor)

Para peneliti seperti Dr. Sam Parnia dan tim di universitas ternama telah menyelidiki aspek psikologis dan neurobiologis dari NDE. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pengalaman ini dapat dikaitkan dengan reaksi kimia tertentu di otak dalam situasi tekanan ekstrim. Misalnya saja pelepasan neurotransmiter seperti serotonin atau efek kekurangan oksigen pada otak. Namun ada pula yang berpendapat bahwa penjelasan-penjelasan ini tidak sepenuhnya memuaskan kejelasan dan konsistensi emosional dari NDE.

Ilmuwan seperti Dr. Parnia juga telah menggunakan teknik resusitasi tingkat lanjut untuk mempelajari otak dan kesadaran selama serangan jantung. 

Hasil awal menunjukkan bahwa, dalam kasus tertentu, kesadaran dan pemikiran dapat berlanjut bahkan setelah otak berhenti menunjukkan aktivitas listrik. Temuan ini menarik karena menimbulkan pertanyaan mendasar tentang sifat kesadaran dan hubungannya dengan tubuh fisik.

Terlepas dari penelitian-penelitian tersebut, ilmu pengetahuan masih jauh dari memberikan jawaban pasti tentang keberadaan kehidupan setelah kematian. Kebanyakan ilmuwan tetap skeptis dan menekankan bahwa bukti yang ada saat ini bersifat anekdot dan tidak meyakinkan. Yang jelas adalah bahwa kematian, seperti halnya kehidupan, tetap merupakan misteri yang mendalam, misteri yang terus memikat orang-orang yang percaya maupun yang skeptis.

(llustrasi pohon mati, sumber: depositphotos/zatvor)

Pada akhirnya, sains mungkin tidak akan pernah bisa membuktikan atau menyangkal keberadaan kehidupan setelah kematian. Faktanya, pertanyaan ini bisa menjadi salah satu bidang di mana sains dan spiritualitas harus hidup berdampingan, masing-masing mengeksplorasi dimensi berbeda dari pertanyaan mendasar yang sama: apa yang terjadi ketika kita mati?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline