Kasus HIV di Indonesia pada tahun 2023 sebanyak 30 persen kasus disumbang dari penularan suami ke istri dan setiap bulan ada sekitar 4 ribu kasus baru HIV di Indonesia. HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Virus ini menghancurkan sel CD4 sehingga melemahkan kekebalan manusia terhadap penyakit, seperti tuberkulosis dan infeksi jamur, infeksi bakteri tingkat berat, dan beberapa jenis kanker.
Dampak HIV terhadap kesehatan sangat signifikan. Gejala awal yang dirasakan seperti sakit influenza, yakni batuk, pilek, demam, dan sakit tenggorokan. Namun, jika tidak diberi pengobatan antiretroviral (ARV) yang efektif, HIV dapat berkembang menjadi AIDS dan menimbulkan komplikasi lain seperti Tuberkulosis (TBC), meningitis kriptokokus, infeksi parah, hingga kanker limfoma dan sarkoma Kaposi.
Pengobatan ARV dapat mengendalikan virus dan memungkinkan individu untuk hidup lebih lama dan lebih sehat. HIV dapat ditularkan melalui pertukaran cairan tubuh dari orang yang terinfeksi HIV, termasuk darah, air susu ibu, air mani, cairan vagina, ibu(penderita) yang melahirkan anak. Faktor penularan lain, juga dapat berasal dari hubungan seks yang berisiko.
Selain itu, berbagi jarum suntik juga menyebabkan rentannya terinfeksi HIV, baik untuk keperluan medis maupun untuk narkoba. Obat antiretroviral diberikan kepada penderita HIV adalah sebagai upaya untuk mengurangi komplikasi kesehatan lainnya. Terapi ARV harus dilakukan penderita selama sisa hidupnya.
Sumber :
1.Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Data HIV/AIDS 2023.
2.Khadijah Nur Azizah, "Kasus HIV di RI Tinggi, Kemenkes Catat Tambahan 4 Ribu Pasien Baru Tiap Bulan", detikhealth, diakses pada 1/9/2024, https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-7203499/kasus-hiv-di-ri-tinggi-kemenkes-catat-tambahan-4-ribu-pasien-baru-tiap-bulan.
3.World Health Organization, HIV dan AIDS, 2024