Lihat ke Halaman Asli

Pemimpinku

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hatiku meraung oleh rintihan yg tak pernah ku kira dalam sebuah penantian yg kapan akan bisa terjawab

Ragaku terhanyut tak terkendalikan oleh masa persaingan keserakahanmu yg tak pernah kau tanggalkan dari sikapMu

disana Kau tertawa tanpah merasakan kepedihan ragaku yg tak peranah engkau pedulikan.

Detik demi detik kulalui hanya ditemanin oleh masa kengsengsaraan jiwaku yg hanya meraung kebisuan oleh keletihan memanggilmu

Memang aku malu bagaikan pengemis jalanan yg menyodorkan tangan di setiap saat kepadamu,tetapi ku berlumur dosa jika kutaksadarkan dirimu yg sedang mengikis kulitku

Memang engkau bukan sang bijak dari timur tengah,tetapi engkau ditunjuk sebagai sang bijak kebenaran,keju2ran,dan kebaikan

Memang engkau bukan sang kesejatraan tetapi mengapah engkau merampok kesejatraanku………..?????

Janji2Mu hanyalah aroma sekejap yg kau susun dengan rapi di rak mulutmu ,yg membuatku terpesona oleh buaian dan rayuan belakamu..

..........................................“sampai kapankah semua ini akan berakhir”…………………………???????




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline