Malang - Baru-baru ini ramai dibicarakan terkait gaji guru yang sedikit dan minat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi yang menurun lantaran terkendala biaya. Mengingat isu yang beredar, Karang Taruna Kecamatan Pakis mengadakan kegiatan nonton bareng film berjudul NKRI Harga Naik. Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan karang taruna dari beberapa desa di kecamatan pakis. Tidak hanya itu, kegiatan ini juga diramaikan oleh guru SD dan MI di Desa Sumberpasir, mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang, dan mahasiswa KKN Universitas Brawijaya.
Kegiatan nobar ini dilaksanakan di Taman Desa Sumberpasir yang terletak di sebelah kantor desa. Acara dimulai pukul 20.00 diawali dengan pemutaran film berjudul NKRI Harga Naik. Setelah film selesai, dilanjutkan dengan sesi sharing yang diisi oleh mas Rizal dan Mas Heri. Mas Rizal dan Mas Heri merupakan mahasiswa yang memiliki minat besar dalam dunia pendidikan. Materi sharing yang disampaikan meliputi kondisi literasi dan numerasi di Indonesia saat ini. Selain itu dibahas pula materi yang menyangkut dengan filsafat pendidikan dan mimpi Ki Hajar Dewantara.
Pada acara diskusi terlihat antusiasme peserta nobar dalam menanggapi persoalan yang diberikan oleh pemateri. Dalam sesi tanya jawab dan diskusi ini, mahasiswa KKN UM juga menyampaikan pendapat terkait persoalan pendidikan yang dibahas. Seorang mahasiswi UM bernama Nadiyah menanyakan efektifitas modul pembelajaran yang memiliki rujukan link materi yang hanya bisa diakses melalui gadget oleh orang tua. Isu tersebut dijawab oleh Bapak Ais selaku tenaga pendidik di MINU Sumberpasir bahwa modul tersebut juga menjadi masalah apabila guru tidak mempunyai kapabilitas mengoperasikan laptop, sehingga penanganannya di MINU Sumberpasir adalah dengan mencetak materi yang terdapat di link dan mensosialisasikannya kepada orang tua murid.
Kegiatan diskusi semakin seru dengan munculnya pertanyaan dan tanggapan mengenai besarnya biaya pendidikan dan kecilnya gaji guru. Meskipun demikian, diskusi ini membawa banyak perspektif bagi mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan. Dari diskusi ini tidak sedikit peserta diskusi yang menyatakan bahwa setiap orang berhak menempuh pendidikan yang mereka pilih. Pemerintah saat ini bahkan sudah mempersiapkan program beasiswa dan bantuan pendidikan. Oleh karena itu, kita perlu menyadarkan masyarakat di sekitar akan pentingnya pendidikan, tidak hanya pendidikan formal di sekolah, namun juga pendidikan non-formal di rumah dan lingkungan pergaulan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H