Lihat ke Halaman Asli

Nadiya Faylasufa

Mahasiswa FIB Unair

Pentingnya Nilai dan Tradisi Lokal dalam Sistem Pendidikan Modern

Diperbarui: 21 Agustus 2024   22:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di tengah perkembangan zaman dan moderanisasi sulit untuk mempertahankan nilai-nilai dan tradisi lokal untuk tetap relevan dalam dunia pendidikan. Namun, perubahan kebudayaan masyarakat dari tata cara hidup tradisonal ke tata cara yang lebih kompleks bukanlah hal yang bertolak belakang dengan pendidikan, karena pendidikan adalah pilar dari perubahan dan perkembangan kita sebagai manusia. Di sisi lain, kurang relevannya nilai-nilai dan tradisi lokal dengan sistem pendidikan zaman sekarang yang menyamakan jenis pembelajaran kepada hampir semua pelajar merupakan permasalahan yang harus kita perhatikan. Alasannya, nilai-nilai dan tradisi atau kebudayaan lokal merupakan warisan berharga yang menjadi cerminan identitas dan karakter bangsa kita.

Ketika kebudayaan lokal diabaikan dalam sistem pendidikan, kita sebagai pelajar berisiko merasa asing dengan kebudayaan kita sendiri, sehingga kita tidak memiliki rasa kebanggaan dan keterikatan pada kearifan lokal. Selain itu, pendidikan tanpa relevansi kebudayaan lokal membuat kita berpotensi kehilangan kekayaan budaya yang selama ini telah turun temurun dari generasi ke generasi. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memastikan bahwa pendidikan tetap relevan dengan nilai-nilai dan tradisi lokal, sebagai upaya melestarikan dan menjaga kekayaan budaya untuk generasi selanjutnya.

Solusi dari permasalahan ini adalah pengintegrasian pendidikan modern dengan kearifan lokal. Hal ini bisa dilakukan dengan memasukkan elemen-elemen budaya lokal ke dalam kurikulum nasional, seperti
1.  pembelajaran tentang sejarah, seni, bahasa daerah, dan adat istiadat daerah lokal,
2. pembuatan proyek atau tugas yang memperkenalkan para pelajar dengan nilai-nilai daerah lokal, dan
3. para guru mengembangkan bahan ajar menjadi terintegrasi dengan kebudayaan lokal.
Tentu saja hal ini tidak akan bisa tercapai tanpa campur tangan pemerintah. Semoga suara kita sebagai pejuang kelestarian budaya bisa terdengar dan pemerintah bisa menerapkan kebijakan wajib pendidikan terintegrasi budaya lokal sebagai bagian dari kurikulum pendidikan di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline