a. Kata "strategi" pada mulanya sangat akrab di kalangan militer, secara etimologi berasal dari bahasa Yunani , yaitu Strategos. Adapun strategos dapat diterjemahkan sebagai "komandan militer" pada zaman demokrasi athena.1 Dakwah adalah upaya untuk menyampaikan pesan islam dengan cara yang baik dan bijak agar orang memahami dan mengamalkan ajaran islam. Menurut al-Bahy al-Khauly (1987: 35), dakwah adalah usaha mengubah situasi kepada yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap individu maupun masyarakat. Pengertian ini menunjukkan bahwa esensi dakwah bukan hanya terletak pada usaha mengajak kepada keimanan dan ibadah saja, lebih dari itu dakwah adalah usaha penyadaran manusia atas keberadaan dan keadaan hidup mereka.2 Secara keseluruhan, strategi dakwah dalam pengertian ini mencakup rencana penyampaian ajaran Islam dengan cara yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sasaran dakwah, dengan tujuan membangun masyarakat yang lebih baik secara keseluruhan.
B. Strategi Dakwah Untuk Pengembangan Kommunitas Lokal dan Global
Dalam konteks pengembangan komunitas, dakwah tidak hanya berkaitan dengan penyampaian ajaran agama, tetapi juga dengan pembangunan masyarakat secara sosial, ekonomi, dan budaya. Oleh karena itu, dakwah dapat menjadi alat yang ssangat efektif dalam pengembangans komunitas, baik dalam tingkat lokal maupun global. a. Strategi Dakwah untuk Pengembangan Komunitas Lokal Pengembangan komunitas lokal melalui dakwah memerlukan pendekatan yang holistik, menyentuh aspek spiritual, sosial, dan ekonomi. Berikut adalah beberapa strategi dakwah yang bisa diterapkan untuk pengembangan komunitas lokal: 1. Pemberdayaan Ekonomi melalui Dakwah Dakwah tidak hanya mengajak umat untuk beribadah, tetapi juga mengajarkan nilainilai ekonomi yang berbasis pada prinsip keadilan dan kesejahteraan. Dalam konteks komunitas lokal, dakwah dapat dipadukan dengan program pemberdayaan ekonomi, seperti pelatihan kewirausahaan, pengelolaan keuangan syariah, dan pembentukan koperasi. Hal ini akan mendorong kemajuan ekonomi masyarakat yang lebih mandiri dan berkelanjutan. 2. Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Dakwah Salah satu aspek penting dalam dakwah adalah pendidikan. Melalui program dakwah yang terstruktur, komunitas lokal bisa diberikan pelatihan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Pembentukan Pusat Pembelajaran dan Dakwah Dakwah di tingkat lokal dapat dilaksanakan melalui pembentukan pusat pembelajaran yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga ilmu pengetahuan umum yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Pesantren atau rumah tahfidz, misalnya, bisa dikembangkan untuk mengajarkan anak-anak dan remaja tidak hanya Al-Qur'an dan hadits, tetapi juga keterampilan praktis yang dapat membantu mereka di kehidupan sehari-hari. 4. Penguatan Jaringan Sosial dan Gotong Royong Dakwah dapat memperkuat ikatan sosial dalam komunitas melalui program-program yang mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong. Dengan mengedepankan prinsip-prinsip seperti saling membantu (ta'awun), dakwah bisa menciptakan jaringan sosial yang saling mendukung untuk mengatasi masalah sosial di tingkat lokal. b. Strategi Dakwah untuk Pengembangan Komunitas Global Sementara dakwah di tingkat lokal sangat terfokus pada pengembangan masyarakat di lingkungan tertentu, dakwah global memiliki tantangan yang lebih luas karena menyangkut berbagai budaya, bahasa, dan tradisi. Beberapa strategi yang dapat diterapkan dalam dakwah untuk pengembangan komunitas global antara lain: 1. Penyebaran Dakwah melalui Teknologi dan Media Sosial Dalam era digital saat ini, teknologi dan media sosial menjadi sarana yang sangat efektif untuk menyampaikan dakwah secara global. Menggunakan platform seperti YouTube, Instagram, Twitter, dan Facebook, dakwah bisa lebih mudah diterima oleh khalayak global tanpa terbatas oleh batas geografis. Konten dakwah yang menarik dan relevan dengan isu-isu global, seperti perdamaian, keadilan sosial, dan hak asasi manusia, dapat menjangkau audiens yang lebih luas. 2. Pendekatan Multikultural dalam Dakwah Dakwah global membutuhkan pendekatan yang sensitif terhadap keberagaman budaya, bahasa, dan latar belakang sosial. Oleh karena itu, dakwah harus dilakukan dengan cara yang menghargai pluralitas dan mendorong dialog antarbudaya. Ini bisa dilakukan dengan menerjemahkan materi dakwah ke dalam berbagai bahasa, serta melibatkan tokoh-tokoh masyarakat dari berbagai latar belakang budaya untuk menyampaikan pesanpesan Islam yang inklusif dan penuh toleransi.
M. Nadir Irfan
NIM:11230530000134
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H