Chelsea menyiapkan sarapan seperti rutinitasnya di pagi hari. Frea duduk sambil menggoyangkan kepalanya,mata birunya terus mengikuti gerakannya dengan penuh ingin tahu. "Cepat habiskan makananmu," gumanya lembut,saat gadis kecilnya hanya mengaduk-aduk serealnya tanpa memakannya.
"Kenapa mami tidak mau menatap Frea?"Frea berhenti menggaduk serealnya,menatap ibunya penuh harap."Kamu bicara apa? Kamu tidak melihat mami sedang menggoleskan roti dengan selai? Frea lihat,mami, maksud Frea kenapa mami tidak pernah mau menatap wajah Frea,apakah Frea jelek?" tanya Frea,matanya berkaca-kaca.
"Astaga! Kenapa kamu berpikir seperti itu, nak?" Tidak mungkin mami tidak mau menatapmu,kamu itu gadis kecil mami yang paling cantik sedunia, kata Chelsea sambil menggusap air mata di pipi gadis kecilnya.
Chelsea terdiam sejenak tampak ragu". Sebenarnya,mami mempunyai penyakit mata, Nak."
"Penyakit?"
"Iya,Nak. Mami akan merasa pusing saat melihat warna biru,seperti warna matamu."
"Seperti alergi?"
"Ya,seperti itu. Nak,kau lihat kan barang-barang mami dan seluruh rumah ini tidak ada yang berwarna biru."
"Oke,sekarang habiskan sarapanmu kalau tidak mau terlambat di hari pertamamu sekolah,kamu tentu tidak mau itu terjadi,kan?" Chelsea menyampirkan tas ransel kecil ke bahu putrinya.
"Tentu, Mami. Frea tidak mau ketinggalan pelajaran. Frea mau jadi orang pintar dan punya banyak teman." Frea tersenyum bahagia memperlihatkan deretan gigi susu nya.
"Baiklah, tetapi hati-hatilah dalam memilih teman. Tidak semua teman temanmu nanti bisa kau percayai." Chelsea tersenyum lembut sambil menggusap lembut rambut Frea. Chelsea mendengar suara bel dan dia yakin supir perusahaan sudah datang. Chelsea mengantar gadis kecilnya ke depan kelas. Mereka bertemu Miss Serena, wanita cantik yang merupakan guru kelas gadis kecilnya.