Lihat ke Halaman Asli

Kampus Mengajar sebagai Sarana Belajar Mahasiswa

Diperbarui: 2 Desember 2021   20:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Pendidikan merupakan salah satu penentu masa depan suatu bangsa. Menurut Rosidah (2005), pendidikan menjadi pilar utama dalam membangun bangsa di masa depan. Upaya pemerintah dalam peningkatan pendidikan sudah dinyatakan dalam misi GBHN 2003, yaitu: "pewujudan sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu guna memperteguh akhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, berdisiplin dan bertanggung jawab, berketrampilan, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka mengembangkan kualitas manusia Indonesia".

Namun, pendidikan di Indonesia belum merata, daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) di Indonesia masih kesulitan dalam mendapatkan pendidikan yang layak. Secara umum permasalahan penyelenggaraan pendidikan yang ada di daerah 3T antara lain adalah permasalahan pendidik, sepertinya kekurangan jumlah tenaga pengajar, distribusi yang tidak seimbang, kualifikasi yang berada di bawah standar mutu, kurang kompeten, serta ketidaksesuaian antara kualifikasi pendidikan dengan bidang yang diangkut. Terlebih, adanya pandemi COVID-19 berdampak pada pendidikan. Sebagian besar pemerintah di seluruh dunia telah menutup sementara lembaga pendidikan dalam upaya menahan penyebaran pandemi COVID-19 (UNESCO, 2020).

Salah satu upaya dalam menangani permasalahan tersebut, Direktoral Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan didukung oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) merancang Program Kampus Mengajar. Kampus Mengajar adalah bagian dari program Kampus Merdeka yang melibatkan mahasiswa di setiap kampus dari berbagai latar belakang pendidikan untuk membantu proses belajar mengajar di sekolah, khususnya pada jenjang SD dan memberikan kesempatan kepada mereka belajar dan mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan.

            Bantuan proses belajar mengajar dari mahasiswa tentu sangat bermanfaat bagi sekolah dan siswa. Namun, belajar bukan hal yang hanya diperlukan oleh siswa, mahasiswa juga perlu belajar sebagai guru pengganti di sekolah. Tak dapat dipungkiri, mahasiswa sendiri belajar untuk mengajar dan mendapatkan banyak manfaat saat mengikuti Program Kampus Mengajar. Beberapa manfaat yang didapat oleh mahasiswa diantaranya:

  • Belajar untuk berkomunikasi

Komunikasi menjadi hal yang penting dalam proses pembelajaran. Pembelajaran di kelas tidak dapat dilangsungkan jika tidak adanya komunikasi. Tidak hanya antara guru dengan siswa, komunikasi juga perlu berjalan dengan baik dengan pihak sekolah dan orang tua siswa. Program Kampus Mengajar ini melatih kemampuan berkomunikasi mahasiswa dengan pihak-pihak yang terlibat dengan terjun langsung ke lapangan.

  • Belajar untuk melatih sikap kepemimpinan

Guru menjadi penggerak arah pembelajaran di kelas. Sikap kepemimpinan yang baik tentu diperlukan oleh seorang guru. Dengan sikap kepemimpinan yang baik, guru dapat membuat keputusan yang baik di kelas, menjalankan proses pembelajaran dengan kondusif, memberi arahan dengan baik mengenai alur pembelajaran, serta mengelola proses pembelajran di kelas.

  • Belajar untuk beradaptasi

Memasuki lingkungan baru bukanlah hal yang mudah, terlebih mahasiswa dituntut untuk merencanakan pembelajaran dengan waktu yang singkat. Kemampuan beradaptasi yang baik diperlukan untuk membaca situasi dan kondisi yang dialami sekolah, sehingga mahasiswa dapat membuat rancangan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan sekolah.

  • Belajar untuk memahami siswa

Siswa merupakan pribadi yang unik dan berbeda antar satu sama lain. Hal ini menyebabkan perlu adanya penyesuaian dari mahasiswa untuk mencoba memahami keberagaman yang dimiliki oleh siswa. Perlakuan mahasiswa dalam menghadapi siswa perlu disesuaikan dengan kebutuhan siswa.

  • Belajar hal-hal baru

Tidak hanya guru yang dapat mengajarkan hal baru kepada siswanya. Keadaan guru dan siswa yang berasal dari latar belakang berbeda membuat adanya pertukaran nilai kehidupan di antara keduanya. Pengalaman dan cerita siswa sering kali menjadi pembelajaran berharga bagi seorang guru. Pembelajaran yang sederhana namun bermakna dan tak terduga didapat dari perbincangan-perbincangan ringan antara guru dan siswa.

Pengalaman yang didapatkan oleh mahasiswa Kampus Mengajar Angkatan I memberikan dampak yang luar biasa untuk mahasiswa itu sendiri. Program ini diharapkan akan terus berkembang dan bertumbuh ke arah yang positif, tidak hanya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, tetapi juga untuk mengembangkan pribadi dan kemampuan mahasiswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline