Kasus dugaan penganiayaan yang dialami oleh Kristina Ramauli, seorang perawat di RS Siloam Sriwijaya Palembang, menyoroti persoalan serius terkait keamanan tenaga medis di Indonesia. Insiden ini menunjukkan bahwa kekerasan terhadap petugas kesehatan, yang seharusnya dihormati dan dihargai atas jasa mereka, masih bisa terjadi.
Perawat adalah salah satu garda terdepan dalam layanan kesehatan. Mereka berhadapan langsung dengan pasien dan keluarga dalam berbagai situasi, sering kali di bawah tekanan tinggi. Namun, itu bukanlah alasan untuk membenarkan perilaku kasar atau tindakan kekerasan terhadap mereka. Kejadian ini menimbulkan pertanyaan mendasar tentang perlindungan hukum dan rasa aman yang seharusnya dimiliki oleh tenaga kesehatan di tempat kerja mereka.
Di sisi lain, peristiwa ini juga mencerminkan ketegangan emosional yang sering terjadi dalam lingkungan rumah sakit, terutama dari pihak keluarga pasien. Rasa cemas dan ketidakpahaman terhadap prosedur medis bisa memicu reaksi yang berlebihan. Namun, penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa tindakan kekerasan tidak akan pernah menjadi solusi.
Oleh karena itu, pihak berwenang harus menindaklanjuti laporan ini dengan serius dan memberikan perlindungan serta keadilan bagi korban. Selain itu, diperlukan peningkatan edukasi bagi masyarakat tentang pentingnya etika dalam berinteraksi dengan tenaga medis, serta penguatan sistem perlindungan bagi mereka. Kejadian seperti ini tidak boleh dibiarkan berulang, dan semoga menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih menghargai dan melindungi mereka yang bekerja untuk menjaga kesehatan dan keselamatan kita.
Penulis:
Andini Pibri Dwi Sapitri
Keperawatan tk.1A
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H