Lihat ke Halaman Asli

Nadira Fairuz

Nadira Kurnia Fairuz

PMM 18 Melakukan Sosialisasi Pencegahan Pernikahan Dini untuk Para Remaja Desa Taman Baru, Sekotong, Nusa Tenggara Barat

Diperbarui: 24 Mei 2021   15:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Beberapa tahun lalu meningkatnya kasus pernikahan dini di Sekotong menjadi permasalahan yang serius, walaupun kasus tersebut sudah menurun namun sampai hari ini kasus pernikahan dini masih menjadi permasalahan yang harus diselesaikan di Sekotong. Oleh karena itu, Kelompok 18 Gelombang 4 Pengabdian Masyarakat Oleh Mahasiswa (PMM) yang berada dibawah naungan Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) Universitas Muhammadiyah Malang dan didampingi oleh Faris Rizal Andardi, S.T., M.T. sebagai Dosen Pembimbing Lapang (DPL) melakukan sosialisasi mengenai pencegahan pernikahan dini di desa Taman Baru, Sekotong, Lombok Barat. Sosialisasi pencegahan pernikahan dini ini dilakukan di Aula Kantor Desa Taman Baru dengan dihadiri beberapa remaja desa yang tergabung dalam Forum Anak dan KPPAD.

Dalam kegiatan 'Sosialisasi Pencegahan Pernikahan Dini' yang dilaksakan pada sabtu (17/04) lalu berfokus pada informasi mengenai bagaimana dampak pernikahan dini dari sisi psikologis. Hal ini merujuk pada informasi yang didapatkan sebelumnya melalui kegiatan Focus Group Discussion, dihadiri oleh remaja yang belum memiliki pengetahuan akan bagaimana dampak psikologis pernikahan dini.

Kegiatan ini diisi oleh Nadira Kurnia Fairuz dan Nindri Muliani selaku sekretaris dan bendahara Pengabdian Masyarakat Mahasiswa kelompok 18 gelombang 4. Nadira menyampaikan kesan pertamanya melakukan sosialisasi kegiatan yang isinya condong dengan jurusan kuliah yang mereka tempuh sekarang. "Awalnya saya deg-degan ya karena ini pertama kali. Tapi saat sosialisasi berlangsung, sudah biasa aja. Senang sekali bisa berbagi ilmu dengan banyak orang. Harapan saya setelah sosialisasi ini teman-teman yang hadir tidak melakukan pernikahan dini dan juga menggunakan ilmu yang didapat dari sosialisasi ini untuk mencegah pernikahan dini di lingkungan mereka," Ujar Nadira.

Menariknya, informasi yang disampaikan dalam sosialisasi ini tidak hanya berisi tentang dampak psikologis saja. Namun, dilihat dari perspektif Hubungan Internasional (HI), Agama, serta Kesehatan. Karena sumber yang disampaikan pemateri sangat variatif, para remaja yang menghadiri acara ini menjadi bersemangat dan aktif saat kegiatan berlangsung.

Sebagaimana yang disampaikan oleh ketua Forum Anak Desa Taman Baru Ifan Zamroni, kegiatan sosialisasi ini sangat berguna untuk pelatihan pelopor dan pelapor.

"Saya senang bisa ikut sosialisasi ini. Banyak pengetahuan baru mengenai merarik kodeq (nikah dini) yang sebelumnya saya tidak tahu menjadi tahu," ungkapnya.

Sosialisasi Pencegahan Pernikahan Dini yang dilakukan oleh mahasiswa PMM kelompok 18 Gelombang 4 bertujuan agar para remaja di desa Taman Baru, sadar mengenai banyaknya dampak negatif dari pernikahan dini. Sehingga mereka menghindari hal tersebut dan membantu perangkat desa untuk menurunkan jumlah pernikahan dini di Sekotong, khususnya di Desa Taman Baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline