Sore kemarin saya main di rumah teman saya yang sudah lama sekali tidak ketemu sejak tamat SMA. Jadi ceritanya saya kemarin tidak sengaja bertemu di salah satu restoran, kami ternyata sama-sama punya meeting di restoran yang sama dan pada saat selesai meeting, kami sengaja untuk becerita-cerita dulu karena tidak pernah sebelumnya ketemu padahal kami cukup sering janjian tapi selalu tidak terealisasikan karena kesibukan masing-masing dll. Akhirnya, saya diajak untuk beristirahat sambil bercerita banyak hal di apartemennya. Kebetulan memang tempat tinggalnya yang lebih dekat dari restoran ini.
Kami bercerita mulai dari cerita nostalgia waktu di SMA serta teman-teman dekat SMA dulu pada dimana aja, pekerjaan serta kabar keluarga masing-masing. Kami dulu memang bersahabat dekat satu sama bahkan sudah akrab dengan keluarga masing-masing. Dulu dia sering menginap dirumah saya, begitu saya sering menginap dirumahnya. Jadi kami saling kenal dan kangen juga setelah dipikir-pikir untuk main seperti dulu. Begitulah pasca SMA, setelah kami berbeda universitas dan berbeda tempat pekerjaan, untuk mencari waktu seakan susah sekali.
Waktu kami sedang bercerita , handphone teman saya berdering ternyata yang menelpon adalah neneknya. Saya dulu dekat dan sering dimasakin nasi goreng dan saya memangil neneknya dengan panggilan Nema. Wah saya exicited sekali dan Nema ternyata masih ingat sama saya. Nema bercerita kalo dia sekarang sering sendiri dirumah karena teman saya ini sekarang memang tinggalnya di apartemen. Hal yang menarik yang Nema ceritakan ialah dia ternyata seperti anak muda dan bisa mandiri walau semakin tua. Saya tanya kok bisa?’ dan Nema bilang, dia punya handphone yang canggih yang juga sama kayak orang-orang muda jawabnya. Saya tertawa mendengarkannya ternyata karena Nema punya smartphone yang memang teman saya belikan untuknya semenja dua bulan lalu.
Nema menggunakan Smartphone Polytron Prime 7S yang menurut temen gue Prime 7S ini lux banget dan memberikan banyak kemudahan karena beda dari smartphone pada umumnya. Prime 7S ternyata punya kapasitas RAM yang besar yakni 3GB dan berjalan dengan sistem operasi FIRA OS, yaitu sebuah sistem operasi khas dari Polytron yang dibangun berdasarkan Android v6.0 Marshmallow.
FIRA OS ini menyajikan tampilan yang berbeda dari versi murni dari Android, dan menghadirkan berbagai fitur menarik dengan khas lokal karena ternyata memang dirancang khusus bagi pengguna di smartphone Indonesia. Mulai dari adanya fitur FIRA TV yang memungkinkan Nema untuk streaming acara televisi lokal 24 jam dengan channel lokal jadi Nema punya handphone tidak hanya untuk menelpon saja tapi juga bisa untuk menonton TV!. Kemudian prime 7S juga punya FIRA Store yang sangat memudahkan pengguna untuk melakukan pembelian pulsa elektrik, token listrik, dan juga voucher game bisa buat para gammers. Jadi beberapa hal yang dimaksud diataslah yang membuat Nema merasa mandiri karena dia bisa beli pulsa sendiri dan mengurus pembayaran listriknya sendiri dengan hanya melalui handphone dalam genggamannya.
Setelah diceritain ini akhirnya saya jadi kepikir untuk membelikan nenek saya juga yang dikampung, dia cukup sering banget cerita minta dibeliin handphone. Diperjalanan pulang saya sempat membaca banyak review tentang Prime 7S emang sangat membantu sekali untuk kita yang tidak mau repot-repot lagi keluar ke warung karena pulsa handphone atau listrik. Kameranya juga oke dan palagi desain yang mewah menyediakan dua warna yaitu hitam dan putih. Jadi tidak sabar nih minggu depan pas gajian untuk membelikan Prime 7S untuk nenek saya dirumah biar bisa juga mengabari teman saya yang juga dekat dengan nenek saya sejak dulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H