Lihat ke Halaman Asli

Nadira Amania

Keterangan Profil

Meningkatkan Softskill Manajemen Diri dan Kesehatan Mental Santri di Pesantren Melalui Penyuluhan

Diperbarui: 30 Desember 2021   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Salah satu program Merdeka Belajar Kampus Mengajar yang diselenggarakan oleh Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya yaitu BKP-MBKM proyek kemanusiaan melaksanakan programnya di Pesantren Jauharotul Hikmah yang berlokasi di Putat Jaya Timur IV B No.4 Kecamatan Sawahan Kota Surabaya pada Kamis (16/12/2021). Melalui observasi penggalian masalah dan bimbingan dengan Dosen Pembimbing Lapangan Nindia Pratitis, S.Psi., M.Psi, Psikolog yang telah dilakukan selama satu bulan sebelumnya, Program yang diselenggarakan adalah psikoedukasi atau penyuluhan mengenai manajemen diri dan kesehatan mental.

Pemilihan program ini didasarkan pada kendala yang dialami oleh santri pesantren kelas Diniyah seperti susahnya mengatur waktu untuk kegiatan yang dilakukan, perasaan cemas ketika akan melakukan kegiatan, terutama ketika menjadi pembawa acara serta meningkatkan kesadaran tentang kesehatan mental santri yang rata-rata berada di bangku SMP hingga SMA.

Pelaksanaan program dilaksanakan setelah kelas selesai. Di awal kegiatan santri dihimbau untuk mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer dan tetap menggunakan masker selama acara kegiatan sebagai bentuk upaya untuk mencegah penularan Covid-19. Nadira Amania beserta dengan dua mahasiswa lain yang berada pada Tim Proyek Kemanusiaan Kelompok 5, pun memulai kegiatan tersebut. Kegiatan ini dilaksanakan dalam 2 sesi, yaitu sesi pertama pemberian materi Manajemen diri dan sesi kedua pemberian materi mengenai kesehatan mental disertai diskusi pada tiap sesi

Setelah acara dibuka, pada sesi pertama pemberian materi manajemen diri dibagi menjadi tiga sub-topik yaitu manajemen waktu, regulasi emosi, dan manajemen stress. Pemberian psikoedukasi dilakukan dengan metode ceramah. Terlihat banyak santri yang tertarik pada topik yang disampaikan dengan memberikan pertanyaan mengenai topik tersebut. Sebelum memasuki sesi berikutnya, diadakan kegiatan ice breaking dalam bentuk permainan broken square. Santri terlihat  antusias untuk menyelesaikan permainan tersebut dan berhasil menyelesaikan di waktu yang bersamaan. 

Kegiatan pun dilanjutkan ke sesi berikutnya, yaitu penyampaian materi kesehatan mental. Materi kali ini, membahas tentang kesehatan mental dengan diberikan tips untuk menjaga kesehatan mental oleh pembicara, selanjutnya dilakukan pembahasan tentang gangguan mental yang sering terjadi pada remaja dan cara pencegahannya. Sama seperti pada sesi 1, santri terlihat tertarik dan banyak pertanyaan yang diajukan mengenai topik yang diberikan. Kegiatan diakhiri dengan melakukan foto bersama. 

Selain pemberian penyuluhan dan diskusi, santri tak lupa diberikan buku saku sebagai buku pegangan yang dapat digunakan selepas acara selesai. Buku saku tersebut berisi tentang informasi singkat mengenai kesehatan mental dan bagaimana cara menjaga kesehatan mental yang baik dan benar.

dokpri

NB: kegiatan tidak menggunakan almamater dikarenakan permintaan dari mitra untuk tidak berpakaian mencolok.

#UntagSurabaya

#KitaUntagSurabaya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline