Lihat ke Halaman Asli

Pengaruh Jumlah Melanin terhadap Risiko Kanker Kulit

Diperbarui: 16 Januari 2024   19:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pexels/Monstera Production

Kulit merupakan suatu lapisan penting di tubuh manusia yang berperan sebagai pelindung organ-organ di dalam tubuh dari segala macam bahaya. Manusia yang tersebar di seluruh bagian dunia, diketahui memiliki macam warna kulit yang bervariatif. Hal ini disebabkan oleh perbedaan genetik yang dimiliki setiap individu di dunia. yang membuat jumlah atau jenis melanin berbeda pada setiap manusia. 

Perbedaan Genetik Mempengaruhi Warna Kulit

Setiap manusia dilahirkan dengan perbedaan genetik yang membuat masing-masing dari mereka unik. Perbedaan genetik ini yang melahirkan berbagai karakteristik distingtif, salah satunya adalah pada warna kulit manusia. Terdapat suatu pigmen yang terletak di epidermis kulit, yaitu melanin, yang jumlahnya pada setiap manusia cenderung berbeda. Manusia yang terlahir dengan kulit lebih cerah, cenderung memiliki pigmen melanin lebih sedikit. Sedangkan manusia yang terlahir dengan kulit lebih gelap, memiliki jumlah melanin yang lebih banyak. 

Dampak Jumlah Melanin dalam Melindungi Kulit

Selain fungsinya untuk menentukan warna pada kulit manusia, melanin juga berfungsi sebagai pelindung alami kulit jika terkena paparan sinar UV. Paparan sinar UV dikenal sebagai suatu hal yang normal, namun dapat memberikan dampak buruk pada kesehatan kulit, seperti kasus mengerikan yaitu kanker kulit. Jumlah ketersediaan melanin menentukan level perlindungan yang dapat diberikan untuk melindungi kulit dari dampak paparan sinar UV. 

Pexels/Jenna Hamra

Secara fakta, telah ditemukan banyak kasus kanker kulit pada manusia yang berkulit cenderung cerah. Semakin sedikit jumlah melanin yang dimiliki seseorang, semakin mudah untuk kulit menyerap sinar UV secara ekstensif. Kulit pun dapat mengalami beberapa perubahan seperti tumbuhnya benjolan atau tahi lalat tidak normal, terlalu sensitif terhadap sinar matahari, bertekstur kasar, dan bersisik sebagai tanda awal dari kasus kanker kulit. 

Warna Kulit Gelap juga Berpotensi Kanker Kulit

Memiliki kulit yang cenderung gelap bukan berarti aman dari segala risiko kanker kulit. Berdasarkan studi yang telah dilakukan oleh Dawn Queen, seorang dermatologist dari Columbia University, ia mengungkapkan bahwa jumlah melanin di dalam kulit manusia bukanlah menjadi titik penentu apakah seseorang akan lebih rentan terkena kanker kulit. 

Melainkan seringnya terpapar dengan sinar UV. Walaupun pemilik kulit gelap memiliki melanin yang lebih banyak, namun tingkat melanin yang dapat melindungi kulit dari sinar UV hanyalah setara dengan SPF 13. Sedangkan, dibutuhkan hingga SPF 30-50 untuk benar-benar mencegah paparan sinar UV secara menyeluruh. 

Pexels/ROMAN ODINTSOV

Dengan memahami pengaruh warna kulit terhadap risiko kanker kulit, semua dari kita dihimbau untuk dapat melakukan langkah preventif dalam menjaga kulit sehingga jauh dari risiko kanker kulit. Diharapkan, individu yang cenderung memiliki kulit cerah dapat lebih menjaga kulit secara ekstra dan individu yang cenderung memiliki kulit gelap agar tidak mengabaikan langkah-langkah pencegahan. Penggunaan tabir surya ber-SPF minimal 30 setiap 3 jam pemakaian, pengurangan aktivitas pada jam terik di luar ruangan, serta pemilihan pakaian yang sekiranya dapat menutupi dan melindungi kulit dapat dilakukan untuk mencegah datangnya risiko kanker pada kulit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline