Lihat ke Halaman Asli

nadineamarya

Universitas Airlangga

Menciptakan Lingkungan Aman : Upaya Preventif Penanganan Anti - Bullying di Usia Dini

Diperbarui: 28 Desember 2024   22:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Zaman sekarang ini, isu -- isu sosial sering menampilkan anak -- anak sebagai korban di media. Bullying merupakan salah satu hal yang menjadi masalah sosial pada saat ini. Sekolah Dasar (SD) kerap terjadi peristiwa bullying. Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang pendidikan paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia yang memiliki peranan dalam keberlangsungan proses pendidikan. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 yang menyatakan bahwa pendidikan dasar memiliki tujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri, dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.  


Tindakan bullying merujuk pada tindakan agresif yang sengaja dilakukan sebagai penyalahgunaan kekuatan atau kekuasaan yang dilakukan oleh perseorangan ataupun kelompok dan bertujuan menyakiti orang lain. Jenis bullying yang terjadi di bangku Sekolah Dasar diantaranya, bullying verbal berupa ejekan, celaan, atau ancaman. Bullying fisik yang melibatkan kekerasan seperti pukulan atau tendangan. Bullying social mencakup isolasi sosial serta penolakan. Bahkan, cyberbullying marak terjadi di bangku Sekolah Dasar. Data kasus bullying menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), menyebutkan sebanyak 41% anak-anak Indonesia pernah menjadi korban bullying. Ini menjadikan Indonesia adalah negara dengan tingkat bullying terbesar urutan kedua di seluruh dunia, berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan oleh Latitude News di 40 negara berbeda. Hal ini diperkuat dengan laporan UNICEF bahwa 40% anak di Indonesia mengalami bullying dalam bentuk fisik, verbal, atau sosial selama masa sekolah mereka.
Pentingnya mengatasi bullying sejak dini tak bisa diabaikan. Masa -- masa tersebut adalah fase kritis dalam pengembangan karakter anak. Untuk menciptakan lingkungan Sekolah Dasar yang aman dan mendukung, diperlukan penerapan langkah -- langkah preventif. Secara umum, sosialisasi penyuluhan anti -- bullying dapat dilakukan dengan edukasi dan dialog interaktif. Dalam rangka pelaksanaan langkah preventif, saya bersama kelompok 8 Pembelajaran Dasar Bersama (PDB) 95 Universitas Airlangga hadir untuk memberikan sosialisasi edukasi di SD Labschool UNESA Ketintang.


Kami memulai kegiatan dengan edukasi tentang bullying, menjelaskan pengertian, jenis -- jenisnya, dampak negatif yang ditimbulkan bagi korban, serta langkah -- langkah mengatasi tindakan bullying. Melalui pemaparan materi yang interaktif, kami mengajak siswa -- siswi untuk mengutarakan pendapat mereka tentang bullying, sehingga mereka lebih memahami situasi yang terjadi di lingkungan mereka. Kami juga melakukan games interaktif agar suasana pemaparan terasa hangat. Dilanjutkan dengan pengisian angket untuk pengumpulan informasi tentang pengalaman siswa terkait bullying dengan jujur sesuai dengan pengalaman mereka. Hasil dari angket dapat membantu meningkatan kesadaran di kalangan siswa dan staf sekolah tentang prevalensi dan dampak bullying.


Di akhir sosialisasi, kami memberikan materi edukatif berupa modul dan poster yang dapat dipasang di mading sekolah sebagai pengingat akan pentingnya pengenalan anti -- bullying di usia dini. Siswa -- siswi SD Labschool UNESA Ketintang terlihat antusias selama proses sosialisasi edukasi berlangsung. Kami berharap bahwa melalui sosialisasi ini, siswa tidak hanya memahami bahaya bullying tetapi juga termotivasi untuk menjadi agen perubahan di SD Labschool UNESA Ketintang.
Kegiatan sosialisasi ini merupakan langkah awal dalam membangun kesadaran di kalangan siswa SD Labschool UNESA Ketintang tentang pentingnya menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan mendukung. Dengan pemahaman yang tepat serta dukungan dari guru dan karyawan sekolah, kita dapat mencegah dan mengatasi bullying di Sekolah Dasar.


Referensi :
1.Jauharotur Rihlah, S.Pd., M.Pd. (2023). Menangani bullying di lembaga PAUD: Membentengi anak-anak dari ancaman. Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya. https://unusa.ac.id/2023/12/26/menangani-bullying-di-lembaga-paud-membentengi-anak-anak-dari-ancaman/
2.Anis Widyawati (2012). Sosialisasi School Bullying sebagai Upaya Preventif Terjadinya Tindak Pidana Kekerasan di SMPN 3 Boja Kabupaten Kendal. Universitas Negeri Semarang.
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/abdimas/article/viewFile/5718/4591
3.La Syarifuddin, D., & Subroto, A. (2022). Upaya preventif penanggulangan bullying di sekolah. Fakultas Hukum Universitas Mulawarman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline