Lihat ke Halaman Asli

Nadin Aniza Aprilia

Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta

Mengatasi Permasalahan Kurikulum 2013 dengan Teori Pendekatan Humanistik

Diperbarui: 30 Desember 2023   16:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Peraturan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal 1 butir 19 menjelaskan Sistem Pendidikan Nasional. Suatu perubahan Sistem Pendidikan Nasional yang ada di Indonesia adalah pergantian kurikulum. Perkembangan kurikulum selalu berubah-ubah dan tidak sesuai dengan kondisi sekolah dengan tuntutan kurikulum, sehingga membuat guru maupun peserta didik merasa terbeban. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang di dirangkai dari tahun 2004, lalu diteruskan dengan kurikulum 2006 dan di tetapkan pada tahun ajaran 2013/2014. Kurikulum2013 lebih memfokuskan pada pendidikan karakter, Pendididkan karakter berfungsi agar dapat membentuk pola pikir, tingkah laku serta nilai moral peserta didik. Penerapan kurikulum 2013 dipandang sebagai perubahan paradigma pendidikan, dari konseptual ke kontekstual (Nurfadilah, 2019).

Penerapan kurikulum 2013 dalam dunia pendidikan diadakan secara mendesak sehingga kurangnya kesiapan dari pihak sekolah terutama peserta didik dan guru itu sendiri dalam mengimplementasikan kurikulum 2013, karena akan menambah beban guru dan menjadi kesulitan bagi peserta didik Proses belajar mengajar pada kurikulum 2013 berpusat pada peserta didik, dimana mereka dituntun agar bisa bereksperimen dan melakukan observasi, serta menuntut cara berpikir kritis, sehingga dapat meningkatkan keterampilan peserta didik.

Permasalaan yang timbul akibat implementasi kurikulum 2013 ini antara lain materi yang diajarkan tidak sepenuhnya mampu diserap peserta didik, karena pendidik berperan sebagai moderator dalam pembelajaran dan peserta didik diwajibkan agar mencari tahunya sendiri serta tidak mempunyai buku paket kurikulum 2013 dan handphone, yang digunakan untuk mencari informasi, banyak tugas yang diberikan, dan ada yang merasa tidak nyaman, karena tidak tertarik dengan pembelajaran. Sejalan dengan informasi yang diperoleh dari guru, bahwa terdapat kesulitan yang dialami dalam belajar, banyak peserta didik tidak aktif dalam memahami konsep materi yang diberikan, kurang percaya diri dan malu untuk bertanya, mengumpulkan tugas tidak tepat waktu, sumber belajar dan buku kurikulum 2013 sangat kurang.

Pendekatan humanistik diperlukan untuk mengatasi permasalahan tersebut karena pendekatan humanistik melihat pada bagaimana manusia membangun dirinya untuk   melakukan   hal-   hal   yang positif,   Kemampuan   bertindak   positif   ini yang  disebut  sebagai  potensi  manusia  dan para  pendidik  yang  beraliran  humanistik biasanya memfokuskan pengajarannya pada pembangunan kemampuan positif ini. Artinya  kemampuan  disini  erat  kaitannya dengan  pengembangan  emosi  positif  yang terdapat   dalam   domain   afektif,   misalnya keterampilan membangun dan mejaga relasi yang  hangat  dengan  orang  lain,  bagaimana mengajarkan kepercayaan, penerimaan, kesadaran, memahami perasaan orang  lain, kejujuran  interpersonal,  dan  pengetahuan interpersonal lainnya. Intinya adalah meningkatkan kualitas ketrampilan interpersonal dalam kehidupan sehari- hari. Selain menitikberatkan pada hubungan  interpersonal,  para  pendidikan yang   beraliran   humanistik   juga   mencoba untuk membuat pembelajaran yang membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan dalam  membuat,  berimajinasi, mempunyai pengalaman, berintuisi, merasakan, dan berfantasi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline