Lihat ke Halaman Asli

Nadila yuniar

Mahasiswi Universitas Lampung

Mahasiswa KKN Unila Periode 1 Tahun 2024 Gagas Program Kerja: Pembuatan Pupuk Kompos Metode Takakura di Kampung Dewa Agung, Bahuga, Way Kanan

Diperbarui: 30 Januari 2024   11:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

(Unila): Sejumlah mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Universitas Lampung menggelar program kerja yang bertujuan untuk mengurangi volume sampah dapur di masyarakat. Kegiatan ini bertemakan "Pembuatan Pupuk Kompos Metode Takakura" yang ini dihadiri oleh Penyuluh Pertanian Lapangan, Kelompok Tani, Kelompok Wanita Tani, aparat kampung, ibu-ibu PKK, perwakilan mahasiswa KKN Bumi Agung, serta masyarakat Kampung Dewa Agung, Kecamatan Bahuga, Kabupaten Way Kanan, Rabu, 17 Januari 2024.

Program yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN dengan tujuan utama untuk memberikan solusi terhadap permasalahan sampah organik di lingkungan sekitar. Metode yang diterapkan yaitu metode Takakura. Takakura merupakan salah satu metode pengomposan untuk mendaur ulang sampah dapur. Nantinya, kompos yang dihasilkan dapat diaplikasikan pada lahan pertanian sehingga meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas tanaman.

“Kami berharap program ini tidak hanya membantu mengurangi volume sampah dapur, tetapi juga memberikan manfaat positif bagi pertanian setempat sehingga tercipta pertanian yang berkelanjutan.” ujar Koordinator Desa Mahasiswa KKN, Perdana Fauzi saat acara pembukaan.

Kegiatan diawali dengan penyampaian materi mengenai kompos dan pengomposan metode Takakura oleh Perdana Fauzi dan Sella Virna selaku mahasiswa KKN kepada peserta. Selanjutnya, dilakukan praktek pembuatan pupuk kompos menggunakan metode Takakura. Para peserta tampak antusias mengikuti setiap langkah yang dipraktekkan.

"Kegiatan ini sangat bermanfaat untuk kami sebagai ibu rumah tangga sekaligus petani. Selain membantu mengelola sampah dapur, pupuk kompos ini nantinya bisa kami manfaatkan untuk tanaman di lahan," ungkap salah satu peserta.

Kegiatan ini juga memberikan kesempatan bagi masyarakat dan mahasiswa untuk saling berbagi informasi dan pengalaman melalui diskusi dan sesi tanya jawab. Pada sesi ini, peserta aktif bertanya sehingga diskusi berjalan dengan lancar.

Ketua KWT menyampaikan apresiasi terhadap mahasiswa. "Kami berterima kasih kepada mahasiswa yang telah melibatkan kami dalam program ini. Semoga kegiatan ini dapat berdampak baik dan diterapkan oleh masyarakat,” ujarnya.

Program Pembuatan Pupuk Kompos Metode Takakura di Kampung Dewa Agung diharapkan tidak hanya menjadi kegiatan sekali waktu, tetapi dapat menjadi gerakan berkelanjutan untuk menjaga kebersihan lingkungan dan meningkatkan kualitas lahan pertanian.

dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline