Lihat ke Halaman Asli

Nadila putri

Mahasiswa

Gangguan dalam Perkembangan Sosial dan Emosional

Diperbarui: 18 Januari 2025   22:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perkembangan sosial dan emosional merupakan aspek penting dalam kehidupan seseorang, karena memengaruhi kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain, mengelola emosi, dan membangun hubungan yang sehat. Gangguan dalam perkembangan sosial dan emosional dapat berdampak negatif pada kehidupan seseorang, baik dalam konteks pribadi, sosial, maupun profesional. Artikel ini akan membahas pengertian, penyebab, jenis gangguan, serta cara mengatasinya.

A.Pengertian Perkembangan Sosial dan Emosional

Perkembangan sosial mengacu pada kemampuan individu untuk memahami norma sosial, menjalin hubungan interpersonal, dan berkomunikasi secara efektif. Sementara itu, perkembangan emosional melibatkan kemampuan mengenali, mengekspresikan, dan mengatur emosi. Gangguan dalam aspek ini terjadi ketika individu kesulitan menjalani proses-proses tersebut sehingga memengaruhi keseimbangan kehidupannya.

B. Penyebab Gangguan Perkembangan Sosial dan Emosional

Gangguan dalam perkembangan sosial dan emosional dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal, di antaranya:

1. Faktor Biologis

Ketidakseimbangan kimia otak, kelainan genetik, atau kerusakan pada area tertentu di otak dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk mengelola emosi atau bersosialisasi. Contohnya adalah gangguan spektrum autisme (GSA), yang melibatkan keterbatasan dalam interaksi sosial dan komunikasi.

2. Pengalaman Masa Kecil

Pengalaman traumatik, seperti kekerasan, pengabaian, atau kehilangan orang tua, dapat menghambat perkembangan sosial dan emosional seseorang. Anak-anak yang mengalami pengalaman negatif ini sering kali tumbuh dengan kesulitan dalam membangun hubungan yang aman dan sehat.

3. Lingkungan Sosial

Kurangnya dukungan sosial atau tumbuh dalam lingkungan yang penuh konflik dapat memengaruhi perkembangan seseorang. Misalnya, anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga dengan pola asuh otoriter atau permisif berlebihan cenderung mengalami kesulitan dalam pengaturan emosi dan berinteraksi dengan orang lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline