Lihat ke Halaman Asli

Nadia Zahra

Staf Humas Sekolah Islam di Jakarta

Pengalamanku dan Bule Berkeliling Jakarta Naik KAI Commuter

Diperbarui: 4 September 2023   17:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto milik pribadi penulis

"Wow, it's a big airport in Jakarta, very nice" begitulah lebih kurang ucap sahabat buleku yang berasal dari Jerman. Pada hari kami bertemu pertama kali di Bandara Soekarno Hatta, aku mengajaknya untuk naik KAI Commuter dari Bandara Soetta menuju Stasiun Manggarai. Selama perjalanan, kami pun berbincang dengan nyaman karena didukung oleh suasana kereta yang nyaman, bersih, dan juga modern. Sahabatku ini akan menetap di Jakarta selama satu pekan, dan kami pun sudah memiliki daftar destinasi yang akan dikunjungi. Tentunya aku mengatakan padanya untuk menggunakan moda transportasi publik, yaitu KAI Commuter.

Tak terasa hampir satu jam perjalanan, kami pun berpindah kereta dari Stasiun Manggarai menuju Stasiun Pangeran Jayakarta karena penginapannya dekat dengan area wisata Jakarta Kota. Selama kami berjalan dari jalur bawah ke jalur atas di Stasiun Manggarai, dia pun terkagum melihat pemandangan sebagian Jakarta yang bisa dilihat dari atas peron. Tidak butuh waktu lama, hanya kurang dari 5 menit kereta kami datang. Kebetulan kondisi kereta sedang lengang, kami pun duduk bersebelahan. Enam stasiun pun tak lama bagi kami, karena kereta KAI Commuter melaju stabil dan sahabatku melihat pemandangan Monas saat melewati Stasiun Gambir.

Aku pun bercerita padanya, bahwa KAI Commuter ini memiliki beberapa tujuan stasiun yang dekat dengan destinasi menarik. Karena, jalur yang cukup luas dan saling terhubung di setiap moda transportasi umum lainnya sehingga dapat menjangkau masyarakat Jakarta dan sekitar untuk bepergian ke manapun. Aku menyebut beberapa destinasi yang dilalui atau dekat dengan moda KAI Commuter, antara lain: Monas, Museum di wilayah Jakarta Kota, Ancol, Kebun Raya Bogor, Taman EcoPark Tebet, dan juga PRJ. Akhirnya sampai juga di stasiun tujuan, selanjutnya kami bergegas untuk lanjut menggunakan moda mobil sewa online.

Keesokan harinya sekitar pukul 10.00 WIB, kami pun bersiap untuk berpetualang hari pertama menjelajah destinasi sekitaran Jakarta. Tentunya mengandalkan kereta KAI Commuter sebagai teman perjalanan kami. Pilihan ini dirasa tepat, karena selain akses mudah dan strategis di setiap lokasi stasiunnya, kondisi kereta pun nyaman dengan pendingin ruangan yang berfungsi, lampu terang dan jumlahnya banyak, juga adanya pengeras suara serta layar display yang menampilkan konten menarik. KAI Commuter pun juga aman, ini ditunjukkan dengan keberadaan security yang selalu monitor di setiap rangkaian. Dan tentunya biaya tiket yang murah.

Kekaguman Bule terhadap Moda KAI Commuter

Di hari pertama, kami menyusuri Monas dan beberapa museum yang ada di sekitar Stasiun Gambir. Adapun kami naik kereta dari Stasiun Pangeran Jayakarta hingga berhenti di Stasiun Gondangdia. Selebihnya kami berjalan kaki untuk sampai ke tempat tujuan wisata hari itu. Hanya menghabiskan tidak lebih dari lima ribu rupiah, dan sampai di lokasi Monas sekitar 20 menit menjadi sebuah kekaguman bagi sahabatku. Dia melihat moda KAI Commuter tersebut tidak jauh berbeda dengan kemajuan kereta yang ada di negaranya, yaitu di Jerman. Di tengah siang hari yang panas, kami pun berputar dari Monas, hingga ke beberapa museum sekitar.

"It's a wonderful experienced by Indonesia train", begitulah kira-kira celotehnya di sela perjalanan kami yang akan menggunakan KAI Commuter kembali untuk menyusuri area sejarah Kota Tua. Sekira pukul 17.30 WIB ditemani suasana langit senja keemasan, kami menaiki kereta untuk rute Stasiun Jakarta Kota, dimana lokasi stasiun tersebut sangat dekat dengan tujuan destinasi kami selanjutnya. Aku dan sahabat buleku turun dari kereta dan kami merasakan atmosfer tempo dulu saat berada di Stasiun Jakarta Kota. Dia mengatakan sangat indah pemandangan dan cukup luas stasiun tersebut. Kami pun tak lupa berfoto dan segera berjalan keluar.

foto milik pribadi penulis

Ketika kami sudah sampai di area Kota Tua, petualangan pun dimulai kembali dengan menyusuri Museum Wayang. Namun sayangnya, museum sudah tutup untuk pengunjung, memang sudah terlalu sore kedatangan kami. Tetapi kami tidak bersedih, karena masih ada Pelabuhan Sunda Kalapa yang mengobati kekecewaan saat itu. Pemandangan yang sangat luar biasa, kami bisa melihat matahari terbenam dengan hiasan kapal nelayan di pinggir pelabuhan, cantik sekali. Tidak lama kami berfoto dan bercerita, akhirnya kembalilah kami ke lapangan Museum Fatahillah. Di sana kami mencoba kopi cappucino di Cafe Batavia.

foto milik pribadi penulis

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline