Lihat ke Halaman Asli

Nadia Wahyu Lurinda

Pengajar lembaga pendidikan non formal

Kecuali Cinta

Diperbarui: 25 Agustus 2024   22:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Suara keyboard yang diketuk oleh pemiliknya selalu menghiasi ruangan ini. Sesekali ada pembicaraan ringan mengisi sela-sela waktu untuk sejenak melepaskan jenuh oleh layar monitor. Siang itu, seperti biasa Sinar sedang berada di kantornya, Sinar adalah salah seorang penulis artikel di tabloid remaja. Dia biasa menulis artikel tentang tips-tips kocak, atau sering juga mengisi rubrik ringan yang membahas uniknya kehidupan remaja.

“Nar, deadline udah clear belum?”, tanya Gesang,  salah seorang rekan kerja Sinar.

“Udah dong, tinggal editing terus kasih lihat ke bu Reni deh. Punyamu?”.

“Aku sih udah selesai nulis hasil liputan sama artis yag baru naik kereta itu, eh maksutnya naik daun”.

Gesang mencoba menggoda Sinar dengan becandaan yang garing. Karena cara itu selalu berhasil membuat senyum manis terbentuk di wajah cantik Sinar, begitu pikir Gesang setiap berdua dengan Sinar. Gesang memang sudah lama mengagumi Sinar. Namun entah mengapa Gesang merasa minder untuk mengutarakan isi hatinya, diat takut jika Sinar menolaknya. Gesang juga berpikir, masih ada sisi lain dari Sinar yang masih misteriu, entah apa.

“Hey, kenapa ngliatinnya gitu? Terpesona ya dengan kecantikanku”, goda Sinar saat mendapati Gesanng sedang memperhatikan dirinya.

Sinar sendiri tidak tau perasaan seperti apa yang menghinggapi hatinya. Dia hanya merasa senang berada di dekat Gesang.

“Makan yuk, kamu tadi pagi belum sarapan kan? Makanya kamu bawa coklat buat ganjel perut. Tapi tetep aja rasa lapernya jebol karena perut kamu memberontak minta nasi. Dasar gendut”, sindir Gesang sambil melarikan diri ke arah parkiran.

Dengan wajah kesal berbalut senyum, Sinar meraih tas dan jaketnya kemudian menyusul Gesang.

Mereka berboncengan menaiki motor sport milik Gesang, menuju sebuah rumah makan langganan. Mereka langsung memesan makanan masing-masing. Sambil menunggu mereka pun berbincang dengan hangat.

“Sinar, kamu tau nggak kenapa aku sering ngajak kamu kesini”?, sinar hanya menggelengkan kepala dengan gaya khasnya yang membuat Gesang makin jatuh cinta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline