Seakan seperti cenayang , ternyata desas-desus kerusuhan benar terjadi. seperti yang kita ketahui setelah pemilu berakhir banyak terjadi perselisihan paham bukan hanya rekapitulasi surat suara oleh lembaga survei , banyaknya korban meninggal akibat kelelahan , soal penolakan hasil perhitungan resmi kpu hingga dugaan kecurangan yang dilakukan oleh kpu . bahkan beberapa bulan hingga seminggu belakangan terjadi banyak sekali pendapat mengenai kondisi pasca pemilu .
dugaan serta ancaman seperti teror bom & kerusuhan yang banyak digembar-gemborkan dan ditakutkan benar-benar terjadi kemarin malam bahkan beberapa kedubes memperingatkan Warga negaranya untuk menghindari keramaian.
dan kerusuhan benar terjadi pada rabu (22/05/19) setelah keluar hasil perhitungan resmi oleh kpu.
Meskipun sudah ada antisipasi dari KPU , dengan tindakan mengumumkan hasil lebih cepat dari waktu yang ditentukan , tetap saja banyak massa yang protes dan melakukan aksi demonstrasi didepan kantor Bawaslu bahkan penjagaan pun diperketat dengan banyaknya pasukan TNI/Polri yang berjaga .
namun malang tak dapat disangkal beberapa orang dari massa mencobanmenerobos masuk pagar kawat pembatas sehingga pihak terkait melakukan pembubaran namun yang terjadi malah perlawanan sehingga menyebabkan kerugian bukan hanya materil namun 6 nyawa melayang.
Pemilu seharusnya menjadi pesta demokrasi bukan perpecahan.
hasil dari pemilu juga merupakan suara rakyat.
lalu kenapa perpecahan masih terjadi ?
mungkin karena beberapa orang yang tidak sependapat tidak bisa berbesar hati dan bersikap dewasa dengan mengesampingkan ego dan mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa diatas segala perbedaan yang ada.
bagaimana bangsa ini bisa maju dan bersaing dengan dunia luar , kalau masyarakat dalam negeri saja masih belum bisa berdamai dengan bangsanya sendiri.
Selain itu perekonomian juga berdampak seperti turunnya IHSG di bursa efek . Dan melemahnya rupiah akibat ketidakstabilan politik .