Lihat ke Halaman Asli

Nadiati Husna

Mahasiswa Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas Padang

Bukan 4 Sehat 5 Sempurna Lagi, Perkenalkan yang Baru "Isi Piringku"

Diperbarui: 15 Agustus 2023   19:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi Mahasiswa KKN Pauh Unand 2023

Pernahkah Anda mendengar slogan 4 Sehat 5 Sempurna? Kalimat tersebut sering diperdengarkan kepada kita sedari kecil. Namun, tahukah kita apa artinya?

4 Sehat 5 Sempurna (4S5S) adalah sebuah panduan yang mempermudah kita untuk mengatur makanan yang mengandung gizi lengkap bagi tubuh, yaitu berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Adapun jenis makanan yang dimaksud dalam 4S5S seperti makanan pokok, lauk pauk, sayur mayur, buah-buahan, dan disempurnakan lagi dengan tambahan susu sebagai nutrisi pelengkap.

Anjuran untuk menerapkan 4S5S dalam proses menjaga keseimbangan gizi pada makanan sudah ada sejak tahun 1955 dan menjadi pedoman bagi masyarakat dalam waktu yang cukup lama. Adanya konsep ini sangat membantu untuk mengatur gizi dalam makanan, apalagi jika diterapkan pada pola makan yang sehat bagi anak-anak. Namun, konsep ini ternyata sudah mulai ditinggalkan karena adanya sedikit perubahan dalam konsep komponen makanan di dalamnya, yaitu belum mencakup seluruh aspek gaya hidup yang sehat bagi masyarakat.

Pada 4 Sehat 5 Sempurna, jenis makanan susu sebagai nutrisi pelengkap dipisah dan termasuk ke dalam penyempurna gizi dalam seporsi makanan. Sedangkan pada saat ini mulai diperkenalkan pemahaman bahwa susu juga termasuk ke dalam komponen makanan berupa lauk pauk yang merupakan sumber asupan gizi yang lengkap. Jargon 4 Sehat 5 Sempurna telah berganti dengan "Isi Piringku" pada tahun 2017 oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebagai pedoman dalam mengonsumsi seporsi makanan.

Isi Piringku merupakan program yang diperuntukkan bagi masyarakat sebagai pengganti 4 Sehat 5 Sempurna dengan konsep yang hampir sama, yaitu panduan yang tepat untuk memenuhi gizi seimbang serta mempermudah kita dalam menjaga pola makan dengan baik dan benar. Berdasarkan informasi yang disampaikan dalam situs resmi kominfo.go.id yang dilansir pada tahun 2019, Isi Piringku terdiri atas komponen makanan pokok berupa sumber karbohidrat dengan porsi 2/3 dari setengah piring, dan 1/3 sisanya berupa lauk pauk. Untuk setengah piringnya lagi diisi 2/3 oleh sayur-sayuran dengan 1/3-nya porsi buah-buahan. Dengan porsi seperti ini setelah dihitung ternyata tidak hanya membuat kita merasa kenyang, tetapi dapat dipastikan juga gizi yang dibutuhkan tercukupi dan seimbang.

Meskipun anjuran konsep Isi Piringku sudah dikenalkan sejak tahun 2017, kebanyakan masyarakat masih belum tahu dan terus memakai pedoman yang lama, yaitu 4 Sehat 5 Sempurna dengan tidak memasukkan susu ke dalam komponen lauk pauk yang harus dikonsumsi 1/3 dari setengah porsi makanan yang dimakan. Adanya perubahan ini tentu dilihat dari keterbutuhan gizi yang harus dicukupkan oleh masyarakat seiring dengan kepentingan hidup yang sehat dan seimbang tersebut terus digalakkan.

Dalam upaya memperkenalkan dan terus mengampanyekan program Isi Piringku ini, sekelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Nagari Pauh 2023 Universitas Andalas Padang mengangkatkan sebuah program kerja Sosialisasi Edukasi Gizi "Isi Piringku" kepada anak-anak SD N 06 Pauh, Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman. Tujauannya tidak lain adalah untuk mengedukasi masyarakat khususnya dalam hal ini targetannya adalah anak-anak yang baru tumbuh dan berkembang tentang betapa pentingnya memperhatikan asupan makanan yang mereka konsumsi dengan gizi yang seimbang.

Selain itu, program kerja ini sebenarnya sejalan dengan program pemerintah yang terus berupaya mencegah stunting (kekurangan gizi) yang terus marak terjadi beberapa tahun belakang. Stunting yang sering terjadi pada anak-anak sebenarnya bisa dicegah sedari dini dengan menerapkan pola hidup sehat dan mengonsumsi makanan yang bergizi, salah satunya dibantu dengan konsep Isi Piringku. Diharapkan apapun yang sudah dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat untuk bisa bebas dari kekurangan gizi ini dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat hingga waktu yang akan mendatang.

Penulis: Nadiati Husna (Mahasiswa jurusan Sastra Indonesia Universitas Andalas Padang)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline