Lihat ke Halaman Asli

Nadia Salma Hasna S

University of Darussalam Gontor

Peran Pemuda Gen Z dalam Menghadapi Hoaks Politik di Media Sosial

Diperbarui: 8 Maret 2023   23:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PERAN PEMUDA GEN Z DALAM MENGHADAPI HOAKS POLITIK DI MEDIA SOSIAL

Ida Susilowati , Nadia Salma Hasna Septiani, Zilda Sarla Ummayah, Miftahul Jannah

 

Abstrak

Seiring berubahnya zaman, perubahan gaya hidup akan mengikuti bagaimana zaman itu berubah. Media sosial memiliki dampak besar bagi perubahan sosial dan politik, khususnya terhadap pemuda gen-z. 

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa peran generasi Z dalam menghadapi hoaks politik di media sosial. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang menerapkan metode deskriptif analitis, dengan tehnik pengumpulan data studi Pustaka. Media sosial  menjadi wadah bagi berbagai jenis platform yang digandrungi masyarakat era modern ini. Hal ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi kehidupan sosial masyarakat termasuk politik. 

Namun faktanya pemuda sebagai peminat media sosial terbanyak dengan mudahnya tenggelam dalam hoaks-hoaks khusunya dalam politik. Untuk itu media sosial di harapkan dapat menjadi mediasi studi literatur pengenalan politik sehingga politik sendiri dapat dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat lewat eksistensi media sosial khusunya kalangan remaja sebagai cikal bakal masa depan bangsa.

Kata kunci: generasi Z, hoaks politik, media sosial

PENDAHULUAN

Sistem politik dan pemerintahan Indonesia telah berubah sejak kemerdekaan berkali-kali. Artinya mencari bentuk politik yang sesuai dengan kondisi Indonesia dan membangun pemerintahan yang stabil, demokratis dan menciptakan masyarakat yang sejahtera. "Dalam orde lama" (1945-1959) ada sistem ekonomi politik dan administrasi yang demokratis dan sekaligus ekonomi pembangunan dan kesejahteraan sosial terabaikan. Setelah kudeta pada 1 Oktober 1965 Di mana militer mengambil alih, mereka mengarahkan sistem politik dan pemerintahan untuk memulai perekonomian pembangunan dan kemakmuran. Pada saat itu membentuk sistem politik dan pemerintahan yang stabil, tetapi ternyata tidak demokrasi dan mengarah pada penyalahgunaan kekuasaan. Pengalaman sebelumnya dari keduanya melebur menjadi satu di satu sisi dan di sisi lain berusaha dibangun kembali dengan sistem campuran presidensial dan parlementer. Dalam fakta bahwa percobaan menciptakan pemerintahan yang terbagi dan koeksistensi. menyadari bahwa Rekonstruksi infrastruktur politik seperti komunitas dan partai adalah kunci politik dan pembangunan negara.

Seiring berubahnya zaman, perubahan gaya hidup akan mengikuti bagaimana zaman itu berubah. Baik dari cara pandang, kehidupan, maupun hubungan social. Hal ini menyebabkan terjadinya perubahan pola pikir pada remaja di era modern ini, sehingga acap kali menjadi pertanyaan. Apakah semua permasalahan Pendidikan karakter dalam berpolitik ini berkaitan erat dengan pola didik setiap individunya?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline