Minggu lalu saya mengunjungi kediaman bapak M. Hafid Nur di sebuah desa kecil yang bernama Desa Jambu di Kecamatan Pamarayan, Kab. Serang yang saat ini beliau adalah seorang seniman. Saat saya berbincang bincang dengan beliau, beliau juga Sejak kecil sangat suka sekali dengan seni atau kebudayaan akan tetapi Bukan hanya beliau, bapak serta kakeknya pun suka dengan seni dan kebudayaan. Pelestarian budaya yang turun-temurun,. empat generasi telah terlewati sampai dengan saat ini.Berkat keseriusan dan kesabaran mereka dalam menggali dan melestarikan seni, sampai detik ini kita masih bisa menikmatinya. yang diberi nama "Padepokan Asri Bangbuskolbebesanan" pada tahun 1982, yang mana didalamnya terdapat banyak sekali ciptaanya baik dalam bentuk Seni Tari, Desa tersebut pada masa lalu masih terbentang hutan belantara,
Pada mulanya, Kampung Seni Yudha Asri yang terletak di Jl. AMD Koramil KM. 2 Kampung Yudha, Desa Mander, Kec. Bandung, Kab. Serang - Banten adalah sebuah sanggar seni yang tercipta dari kecintaan sang pendirinya mengenai hasil karya/seni. Berbekal dari kecintaan ayahnya lah mendirikan padepokan tersebut hingga dikelola oleh beliau sampai saat ini. Adapun saung-saung di padepokan tersebut yang memiliki perbedaan arsitektur dan ciri khas masing-masing, ada yang bertingkat tiga, berbentuk bulat, kotak dan masih banyak keunikan lainnya. Alat musiknya pun memiliki keunikan lain, misalnya tongtrong yang menyerupai ikan, serta "Boboko"atau tempat nasi terbuat dari bambu yang diameternya sekitar 3 meter. Di Kampung Seni Yudha Asri, kita juga bisa menjumpai tradisi masyarakat setempat, misalnya "Ngaruat bumi", "Ngembang", "Mamaca", Rasulan, Ruwahan dan Marhaban. Ketika tradisi ini dilaksanakan, biasanya terakhir kesenian seperti Rampak Bedug, Bedug Kerok, Dzikir saman dan yang lainnya, juga ikut ditampilkan untuk menghibur.
Dalam perkembangannya, Kampung Seni Yudha Asri, telah banyak berpartisipasi dalam berbegai event seni tradisional.Merupakan suatu kebanggan bagi masyarakat setempat, serta kita semua. Dimana seni tradisional yang kian hari kian terkikis oleh jaman, Kampung Seni Yudha Asri masaih mampu mempertahankan kesenian dan kebudayaanya dari generasi ke generasi. Dan dimasa yang akan datang, kesenian dan kebudayaan daerah inilah yang merupakan bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia masih tetap ada dan masih tetap berkembang.
Saat dikelola oleh M. Hafid Nur, semuanya diajarkan bagaimana memahami atau memperkenalkan seni dan budaya yang merupakan peninggalan ayahnya.Beliau dengan gigih mengajarkan masyarakatnya untuk memahami dan menjiwai seni sampai saat ini. Setelah dinilai dan berhsail dalam menggarap seni, barulah mulai diperkenalkan kepada masyarakat umum. Terakhir seni yang diciptakan oleh ayah beliau adalah Bedug Kerok. pada saat kepemimpinan beliau, perkembangan seni begitu pesat. Semua dihidupkan kembali, dari mulai Tradisi, Budaya dan Seni Tradisional digarap dengan baik. Dan puncaknya ketika Kampung Yudha diresmikan menjadi Kampung Seni Yudha Asri pada bulan Januari 2010. Sampai saat ini hampir setiap hari, kegiatan seni berjalan, dari mulai pembinaan anak-anak sekolah SD, SMP dan SMA, Pembinaan Sanggar serta Masyarakat umum.
Berbekal kepedulian, kemauan, serta motivasi yang tinggi generasi-generasi seperti inilah yang nantinya akan menjadi pelestari budaya kita dimasa yang akan datang dan seniman seniman seperti inilah yang patut kita contoh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H