Pada saat ini, dinamika kehidupan sudah berubah 180 derajat, karena sudah memasuki era digitalisasi. Selain itu, transisi dari yang diharuskan bertemu tatap muka telah berubah menjadi dalam jaringan (online) karena pandemi COVID - 19 melanda dunia, khususnya Indonesia.
Sampai hari ini, bidang pendidikan khususnya belum bisa merasakan sekolah tatap muka kembali. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua dan guru karena mulai menurunnya minat belajar karena terkendala satu dan lain hal. Maka itu, orangtua harus bisa kembali menumbuhkan rasa semangat belajar anak agar tetap bisa bersemangat belajar secara daring.
Pentingnya motivasi terhadap anak sangat penting mengingat, kita tidak tahu sampai kapan pandemi ini berakhir dan anak sudah mulai bosan ketika belajar secara daring.
Menurut (Brophy, 2010) motivasi merupakan sebuah komposisi teoritis yang berguna dalam menjelaskan dasar, arah, intensitas, ketekunan, dan kualitas perilaku yang terarah pada satu tujuan yang diharapkan. Lebih lanjut (Keller, 2010) mengatakan bahwa tumbuhnya motivasi dan ketertarikan anak untuk belajar salah satunya adalah dengan rancangan lingkungan belajar yang nyaman.
Jadi, motivasi itu penting bagi anak karena ketika anak tidak semangat belajar maka akan pecah konsentrasinya dan kemungkinan materi yang diberikan oleh gurunya tidak akan tersampaikan dengan baik. Bukan hanya guru saja yang harus memotivasi anak tetapi juga orangtua pun harus ikut serta dalam memotivasi agar anak semangat belajar lagi.
Menyadari peran orang tua dalam mendampingi dan memberikan motivasi pada anak pada pembelajaran daring begitu penting, maka orang tua perlu memahami motivasi anak sehingga dengan tepat memotivasi anak untuk mengikuti kegiatan belajar daring. Susanti mengatakan bahwa dengan memahami minat anak, seorang guru dapat mendesain strategi pembelajaran yang tepat sehingga menarik anak untuk belajar (Susanti, 2014). Maka dari itu, guru dan orangtua harus bekerja sama dalam memahami minat anak agar dapat memotivasinya dalam mengikuti pembelajaran daring.
Menjalankan peran sebagai motivator bukan hal yang mudah bagi orang tua apalagi di tengah kesibukan masing-masing. Tetapi jika orangtua lihai dalam membagi waktu, maka besar kemungkinan anak pun dapat termotivasi dan pekerjaan lainnya juga beres. Sebagai orangtua juga pasti tidak ingin melihat anaknya tidak semangat belajar, karena khawatir anaknya tidak bisa mengikuti pembelajaran dan paling buruknya berujung pada nilai tidak bagus.
Pemberian motivasi tidak cukup hanya dengan lisan, tetapi juga membutuhkan berbagai macam cara atau strategi sehingga sasaran pemberian motivasi dapat benarbenar tersampaikan dengan tepat. Dalam hal ini orang yang diberi motivasi benar-benar termotivasi untuk bertindak. Untuk itu berikut beberapa bentuk dan cara yang dapat orang tua lakukan untuk menumbuhkan atau meningkatkan motivasi belajar anak yang ditulis oleh (Pietono, 2014), yaitu:
(1) menjelaskan tujuan belajar; (2) memberikan reward (hadiah); (3) menciptakan suasana berkompetisi; (4) memberikan pujian dan menghargai hasil tugas; (5) memberikan sanksi/hukuman; (6) memberikan teladan; (7) membangun kebiasaan belajar; (8) membantu kesulitan belajar; (9) kooperatif dan aspiratif.
Biasanya, anak senang dengan hadiah atau reward yang diberikan ketika mereka telah berhasil melampaui sesuatu seperti nilai ujian bagus dan lain - lain. Maka dari itu, orangtua harus memberikan reward atas apa yang telah dilakukan anak atau membuat perjanjian jika anak berhasil melewati ujian akhir.
Hal tersebut akan memotivasi anak agar semangat belajar daring. Selain itu, orangtua juga harus siap jika anak mengalami kesulitan dalam pembelajaran, misalnya menanyakan tugas untuk minggu depan, orangtua harus siap membantu agar anak merasa aman dan nyaman.