Lihat ke Halaman Asli

Nadia RestuAulia

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Dampak Penurunan Fertilitas terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Struktur Produksi di Kota Bandung

Diperbarui: 4 November 2024   00:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kota Bandung, sebagai salah satu kota metropolitan di Indonesia, mengalami berbagai dinamika sosial dan ekonomi yang dipengaruhi oleh perubahan demografis. Salah satu fenomena penting yang kini mulai tampak adalah penurunan angka fertilitas. Penurunan fertilitas merupakan tren global yang juga dialami oleh negara berkembang, termasuk Indonesia, seiring dengan peningkatan taraf pendidikan, perubahan gaya hidup, dan peran perempuan dalam dunia kerja. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar: bagaimana dampak penurunan fertilitas terhadap pertumbuhan ekonomi dan struktur produksi di Kota Bandung?

Fertilitas merujuk pada kemampuan reproduksi seorang wanita atau sekelompok wanita, yang dinyatakan melalui jumlah kelahiran hidup (live birth) yang terjadi. Dalam konteks demografi, fertilitas mencerminkan seberapa banyak anak yang dilahirkan dalam suatu populasi dan berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan penduduk. Fertilitas dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk usia perkawinan pertama, penggunaan alat kontrasepsi, pendidikan, dan kondisi sosial ekonomi.

Mengapa Angka Kelahiran di Bandung Menurun?

Di Kota Bandung, angka kelahiran mengalami penurunan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap penurunan ini meliputi:

1. Peningkatan Pendidikan : Masyarakat yang lebih terdidik cenderung menunda pernikahan dan memiliki anak lebih sedikit. Pendidikan yang lebih tinggi sering kali berkorelasi dengan kesadaran akan perencanaan keluarga dan penggunaan kontrasepsi.

2. Penggunaan Alat Kontrasepsi : Akses yang lebih baik terhadap metode kontrasepsi memungkinkan pasangan untuk mengatur jumlah anak yang diinginkan, sehingga mengurangi angka kelahiran.

3. Perubahan Sosial dan Ekonomi : Perubahan dalam struktur sosial dan ekonomi, termasuk meningkatnya partisipasi perempuan dalam angkatan kerja, menyebabkan banyak pasangan memilih untuk memiliki keluarga yang lebih kecil demi meningkatkan kualitas hidup.

4. Kondisi Ekonomi : Ketidakpastian ekonomi juga dapat mempengaruhi keputusan untuk memiliki anak. Dalam situasi di mana biaya hidup tinggi, banyak pasangan memilih untuk menunda atau membatasi jumlah anak.

Penurunan fertilitas memiliki dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, terutama dalam konteks demografi dan struktur tenaga kerja. Ketika tingkat kelahiran menurun, jumlah penduduk usia produktif juga berkurang, yang dapat menyebabkan beberapa konsekuensi ekonomi.

Dampak Penurunan Fertilitas terhadap Pertumbuhan Ekonomi

1. Pengurangan Tenaga Kerja : Penurunan fertilitas berpotensi mengurangi jumlah tenaga kerja di masa depan. Dengan semakin sedikit generasi muda yang memasuki pasar kerja, ada risiko stagnasi ekonomi karena kurangnya inovasi dan produktivitas. Studi menunjukkan bahwa penurunan populasi usia produktif dapat menyebabkan penurunan tingkat inovasi dan produktivitas, yang penting untuk pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline