"Buku adalah jendela dunia."
Pepatah tersebut memiliki makna bahwa dengan membaca buku akan membawa kita melihat dunia luar, mengetahui segala hal yang tidak bisa ditemui secara langsung, dan menambah wawasan terhadap peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar. Namun, apakah pepatah itu masih berlaku di masa kini? Masa ketika seseorang suka membaca dianggap sebagai suatu hal yang luar biasa dan buku dipandang sebagai barang yang membosankan. Peran buku seakan telah tergantikan oleh satu benda kecil yang dapat membawa manusia jauh berkelana menyelam informasi lebih dalam.
Jika melihat beberapa tahun lalu ketika internet belum marak digunakan, buku menjadi pegangan ilmu yang utama bagi semua orang. Bahkan hingga memunculkan opini umum jika semakin tinggi tumpukan buku yang tersimpan di meja, maka semakin terlihat bahwa yang menyimpannya adalah orang yang berwawasan luas.
Tak dapat dipungkiri bahwa di masa kini peran buku perlahan mulai tergantikan dengan banyaknya gadget yang tersedia di tengah-tengah masyarakat, semua kalangan dapat menggunakan gadget tanpa terkecuali, mulai dari anak-anak hingga lansia. Gadget pun kini sudah menjadi kebutuhan sekunder bagi semua orang dan bahkan menjadi pegangan informasi di semua bidang, salah satunya pendidikan.
Peran media online di dunia pendidikan meningkat pesat ketika masa pandemi COVID-19, semua pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran harus mampu untuk mengakses media belajar melalui online, termasuk para guru senior yang dapat dikatakan sudah mulai sulit untuk belajar hal-hal yang sifatnya modern. Masa pandemi menciptakan budaya digital baru yang mengubah tatanan kehidupan manusia karena setelah pandemi berakhir, peran media online dalam dunia pendidikan pun tidak hilang, justru semakin diperbarui dan ditingkatkan kegunaan fungsinya.
Salah satu contoh penerapan media online di dunia pendidikan dilakukan oleh Madrasah Pembangunan Syarif Hidayatullah Jakarta (MP UIN Jakarta), mereka memanfaatkan media online sebagai alat utama untuk memberikan materi-materi pembelajaran kepada murid dan tidak menggunakan buku. Semua catatan materi, catatan guru, kumpulan soal, dan video pembelajaran dapat diakses oleh murid melalui website resmi dari MP UIN Jakarta.
Salah satu wali murid dari MP UIN Jakarta mengatakan bahwa ia merasa terbantu dengan adanya sistem online tersebut karena dengan begitu orang tua juga bisa ikut memantau jalannya proses pembelajaran, seperti grafik nilai murid setiap minggu dan materi apa yang sedang dipelajari, tetapi menurutnya bagaimanapun juga murid masih harus menggunakan buku sebagai sarana belajar sehingga ia pun mencari alternatif lain dengan meminjam buku-buku materi dari orang lain.
Dalam beberapa studi penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media online dalam proses belajar mengajar dirasa masih belum efektif, seperti yang terjadi di SMP IT Nur Hidayah Surakarta, ketidakefektifan NH Learning Management System (website resmi SMP IT Nur Hidayah Surakarta) disebabkan karena kurangnya penguasaan skill oleh pengajar maupun murid sehingga media yang seharusnya menjadi upaya penunjang proses KBM justru menjadi hambatan.
Namun, dalam studi penelitian lain menunjukkan bahwa penggunaan media online dalam proses KBM menjadi penunjang besar dalam meningkatkan indeks hasil belajar murid. Proses pengaplikasian e-learning di Universitas Widya Kartika Surabaya dalam bentuk video conference memberikan hasil yang sangat efektif karena dalam e-learning guru tidak hanya memberikan bahan-bahan materi yang dapat langsung diakses oleh murid, tetapi juga menilai, berkomunikasi, dan mengelola segala hal yang berkaitan dengan pembelajaran.
Dengan banyaknya video belajar yang tersedia dalam media online, sangat memudahkan murid dalam mengeksplorasi berbagai ilmu pengetahuan yang belum mereka dapatkan di sekolah. Hal itu dapat mengembangkan potensi tersembunyi yang dimiliki murid, contohnya ketika mereka melihat video cara memasak sesuatu atau mencari tahu materi-materi yang tidak diajarkan di sekolah akan menambah pengetahuan umum yang dapat mereka terapkan dalam kehidupan nyata karena proses belajar tiap orang berbeda-beda dan tidak bisa disamaratakan. Ada orang yang sangat book oriented, sangat bergantung pada buku dan suka membaca, tetapi ada pula orang yang menganggap buku adalah barang yang membosankan dan memilih untuk mengeksplor informasi dari video-video yang tersebar di internet.
Dengan atau tidak adanya peran buku, hal yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah terciptanya proses interaksi sosial antara guru dan murid. Murid dapat dengan mudah mengakses informasi yang ada, tetapi jika tidak melakukan seleksi atau penyaringan informasi hal itu justru akan menjadi boomerang bagi murid karena tidak menutup kemungkinan bahwa informasi yang mereka dapat akan digunakan untuk hal-hal yang melenceng. Di sinilah pentingnya peran guru yang sangat diperlukan, guru berperan untuk memberi arahan dan membimbing murid ke jalur yang seharusnya.