Lihat ke Halaman Asli

nadia laila

mahasiswa

Dari Desa Ke Pasar Dunia: Mengangkat Potensi Peternakan Sapi Potong Halal Indonesia

Diperbarui: 15 Desember 2024   09:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Freepik/Kredit Foto

Peternakan Sapi Potong di Kecamatan Bendungan dan Populasi Sapi Potong di Indonesia

Kecamatan Bendungan di Kabupaten Trenggalek menonjol sebagai daerah dengan populasi ternak sapi potong tertinggi. Terletak di kawasan pegunungan dengan ketinggian yang ideal, pemeliharaan sapi potong di sini harus mempertimbangkan faktor-faktor geografis dan iklim, ketersediaan pakan, serta suhu lingkungan. Suhu yang ekstrem, baik panas maupun dingin, dapat menyebabkan stres pada sapi, yang berdampak negatif pada produktivitas, pencernaan, pertumbuhan, dan meningkatkan risiko penyakit. Curah hujan yang memadai sangat penting untuk mendukung ketersediaan pakan hijauan, tetapi curah hujan yang berlebihan dapat menyebabkan genangan air dan potensi penyakit. Lahan yang luas dan subur juga penting untuk budidaya pakan ternak dan pemeliharaan sapi potong. Selain itu, sapi potong memerlukan akses air yang cukup untuk minum dan menjaga kebersihan kandang mereka.

Berdasarkan satu data Kabupaten Trenggalek, Kecamatan Bendungan berhasil memproduksi daging sapi potong sebanyak 308. 767 kg. Dengan jumlah penduduk yang melebihi 314 jiwa dan peningkatan tingkat kesejahteraan, permintaan terhadap produk pangan terus mengalami pertumbuhan. Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), populasi sapi potong di Indonesia antara tahun 2016 hingga 2022 menunjukkan pola yang relatif stabil. Pada tahun 2016, populasi sapi potong tercatat sebanyak 16 juta ekor, dan angka tersebut meningkat menjadi 17,98 juta ekor pada tahun 2021. Di tahun 2022, terdapat 17,25 juta ekor sapi potong yang tersebar di seluruh 34 provinsi di Indonesia. Jawa Timur merupakan provinsi dengan populasi sapi potong terbanyak, yaitu sekitar 4,56 juta ekor, diikuti oleh Jawa Tengah dengan 1,79 juta ekor dan Sulawesi Selatan dengan 1,41 juta ekor. Ketiga provinsi ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap total populasi sapi potong di Indonesia.

Potensi Peternakan Sapi Potong Halal

Desa-desa di Indonesia merupakan pusat utama peternakan sapi potong, dengan skala kecil yang memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan domestik. Pasar halal global kini berkembang pesat, dengan nilai yang diperkirakan mencapai triliunan dolar. Negara-negara seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Malaysia, dan Brunei memiliki permintaan besar akan daging sapi halal berkualitas tinggi, memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk menjelajahi pasar ekspor. Komitmen pemerintah Indonesia terhadap pengembangan industri halal, termasuk sektor peternakan, semakin kuat. Berbagai program seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), pelatihan untuk peternak, serta pembangunan infrastruktur mendukung pertumbuhan sektor ini.

Menghubungkan Desa dengan Pasar Dunia

1. Peningkatan Produktivitas di Tingkat Desa

Edukasi kepada peternak mengenai manajemen ternak modern sangatlah penting. Ini mencakup pemilihan bibit unggul, pemberian pakan berkualitas, dan pengelolaan kesehatan sapi. Diperlukan juga perkenalan teknologi sederhana, seperti aplikasi untuk memantau kesehatan ternak dan alat pakan otomatis, guna meningkatkan efisiensi produksi.

2. Sertifikat Halal sebagai Kunci Utama

Agar daging sapi Indonesia dapat bersaing di pasar global, proses pemeliharaan dan pemotongan harus mematuhi standar halal yang ketat. Dukungan dari pemerintah dan lembaga seperti MUI dalam bentuk sertifikasi halal yang terjangkau dan pelatihan mengenai praktik halal, dari pemeliharaan hingga pemotongan, sangat diperlukan bagi peternak kecil

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline