Lihat ke Halaman Asli

Nadia Nurfaizah

Seorang Mahasiswa Sastra Inggris di Universitas Negeri Surabaya.

Apakah Intellectual Merujuk pada Intellect: Academic World?

Diperbarui: 29 Oktober 2021   21:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Apa Intellectuality?

Siapa yang terlintas dipikiranmu ketika mendengar kata "intellectuality"? Apakah mereka yang memiliki pendidikan tinggi? ataukah mereka yang memiliki pekerjaan tetap dan gaji tinggi? atau mereka yang selalu mendapat posisi pertama dalam bidang akademik?

Berdasarkan penjelasan Okky Madasari dalam Symposium Budi Darma (14, September 2021), mengutip pendapat dari Budi Darma yang menyatakan bahwa "Pengertian "intelektual" tidak harus identik dengan pendidikan formal yang tinggi, melainkan dengan sikap yang selalu ingin belajar, dan jalan pikiran yang menunjukkan kemampuan berpikir yang baik."

Intellectuality adalah potensi yang dimiliki individu untuk dapat mempelajari suatu ilmu atau ide melalui bagaimana dia berfikir, menyesuaikan diri, dan pemikiran yang jauh diatas orang pada umumnya. Seorang yang memiliki intellectual bagus dapat berpikir dan mengerti banyak hal, khususnya ide-ide yang rumit.

Seorang intellect selalu dikaitkan dengan mereka yang memiliki cara berpikir diatas rata-rata. Namun, adakah kejelasan yang lebih spesifik mengenai cara berpikir diatas rata-rata?

Mengapa kita perlu berpikir secara intellect?

Dengan berpikir secara intellect, kita tidak akan mudah terlibat dengan emosi, melainkan berpikir secara logika dengan fakta-fakta yang ada. Ketika menyampaikan pemikiran, isi pesan, dan pendapat - orang dengan pemikiran intellect akan memikirkan dampak dari apa yang mereka lakukan dan katakan kepada orang lain.

Berpikiran intellect dapat dikembangkan dimana saja dan dalam bentuk apapun, misalnya; melalui diskusi atau forum group diskusi. Orang dengan pemikiran intellect yang bagus dapat dilihat melalui bagaimana cara mereka berbicara dan berinteraksi dengan orang dari latar belakang yang berbeda-beda.

Tokoh-Tokoh yang dianggap Intellect.

Dalam dunia sastra, tiga tokoh yang dianggap berpikiran secara intellect adalah Budi Darma, Pramoedya Ananta Toer, dan Syed Hussein Alatas. Ketiga tokoh tersebut, secara nyata memberikan pendapat mengenai apa itu intellectuality.

Menurut Syed Hussein Alatas, "pengetahuan mengenai beberapa mata pelajaran atau gelar sarjana tidak membuat seseorang disebut intellect.". Pendapat tersebut didukung dengan pendapat dari Pramoedya, "Bila sampai di situ saja faal (perbuatan) kaum intelektual artinya penalarannya belum sampai pada suatu tanggung jawab terhadap diri sendiri dan lingkungannya, terutama pada umat manusia."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline