A. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
Prinsip-prinsip pembelajaran dapat menyoroti batas-batas apa yang dapat dipelajari ketika melaksanakan pengajaran. Pengetahuan tentang pembelajaran dan prinsip-prinsip pembelajaran juga dapat membantu guru dalam memilih tindakan yang terbaik. Selain itu juga memupuk sikap-sikap yang diperlukan untuk membantu peningkatan belajar siswa secara efektif dan efisien dengan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran dan pengembangan.
- Prinsip Kesiapan ( Readiness ). Kesiapan siswa berdampak pada proses pembelajaran. Keadaan individu yang memungkinkannya untuk belajar itulah yang dimaksud dengan siap. dalam hal ini, terdapat tingkat kesiapan belajar yang berbeda-beda untuk suatu pekerjaan tertentu. Jika seorang pelajar tidak siap untuk menyelesaikan tugas belajar, mereka akan kesulitan atau mungkin menyerah. Perkembangan fisik dan kematangan, kecerdasan, pengalaman sebelumnya, tujuan pembelajaran standar, dorongan, persepsi, dan elemen pendukung pembelajaran lainnya semuanya termasuk dalam kesiapan ini.
- Prinsip Motivasi. Dalam konteks pembelajaran, motivasi mengacu pada upaya yang disengaja yang dilakukan oleh instruktur untuk menanamkan dalam diri siswa tujuan dan dukungan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Minat dan motivasi saling terkait erat. Siswa yang tertarik pada mata pelajaran tertentu biasanya akan menganggapnya menarik, yang akan memotivasi mereka untuk mempelajarinya lebih lanjut. Nilai-nilai yang dianggap penting dalam kehidupan dapat berdampak pada motivasi. Cita-cita ini mengubah motivasi dan perilaku.
- Prinsip Keaktifan. Pandangan psikologis bahwa semua informasi harus diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman sendiri didukung oleh prinsip aktif yang disebutkan di atas. Jiwa dimotivasi oleh keinginan, sehingga mempunyai energi sendiri dan mempunyai kemampuan untuk aktif. Oleh karena itu, dalam lingkungan belajar yang mengolah dan mencerna siswa berdasarkan minat, bakat, latar belakang, dan kemampuannya masing-masing, peran guru hanya sebatas menyediakan bahan pembelajaran untuk mendorong partisipasi siswa.
- Prinsip Keterlibatan Langsung dan Tujuan Ketika proses pembelajaran berlangsung, siswa perlu memiliki gambaran mental yang jelas tentang tujuan pembelajaran dan bersedia untuk menerimanya. Tujuan seseorang adalah tujuan tertentu yang ingin dicapainya. Jika siswa "mengalami sendiri apa yang dipelajarinya" dibandingkan dengan "mengetahuinya" dari materi guru, pembelajaran akan mempunyai nilai yang lebih besar. Konsep John Dewey tentang "belajar sambil melakukan" menyoroti pentingnya partisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Siswa harus berpartisipasi aktif dalam pendidikan mereka dan mengalami pembelajaran melalui kegiatan langsung. Gagasan ini didasarkan pada gagasan bahwa siswa dapat belajar lebih banyak dengan berpartisipasi secara aktif dan proporsional dalam proses, dibandingkan hanya sekedar melihat informasi atau konsep.
- Prinsip Pengulangan. Evaluasi Gagasan psikologis tentang kekuasaan adalah prinsip pembelajaran yang menghambat keinginan untuk mengulangi. Pemikiran ini berpendapat bahwa belajar adalah proses mengasah kemampuan manusia dalam persepsi, respon, ingatan, imajinasi, perasaan, berpikir, dan lain sebagainya. Kemampuan ini akan tumbuh seiring dengan latihan, seperti pisau yang terus diasah pada akhirnya akan menjadi tajam.
- Prinsip Tantangan, Transfer, Retensi. Dalam lingkungan pendidikan, peserta didik berada pada bidang psikologi. Ketika belajar, siswa menemui tujuan yang ingin mereka capai, namun selalu ada tantangan menguasai materi pelajaran yang mendorong mereka untuk mempelajari materi pelajaran agar dapat mengatasi tantangan tersebut.
- Perbedaan Individu. Karena tidak ada dua individu yang sama, setiap siswa adalah individu yang unik. Setiap murid unik dari yang lain. Variasi dalam pembelajaran ini berdampak pada cara siswa belajar serta seberapa baik mereka belajar. Penerapan pembelajaran di kelas seringkali memandang siswa sebagai individu yang mempunyai bakat rata-rata, kebiasaan, dan pengetahuan yang kurang lebih sama. Sistem pendidikan klasik yang digunakan di sekolah nampaknya kurang memperhatikan persoalan perbedaan individu.
- Prinsip Belajar Kognitif "Pembelajaran kognitif melibatkan proses pengenalan dan/atau penemuan," lanjut pernyataan itu. "Berpikir, menalar, menilai, dan membayangkan merupakan aktivitas mental yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Pembelajaran kognitif meliputi asosiasi antar unsur, pembentukan konsep, penemuan masalah, dan keterampilan pemecahan masalah yang kemudian membentuk perilaku baru." mental. Tugas mental yang berbeda diperlukan untuk tingkat kesulitan yang berbeda dalam proses pembelajaran.
- Prinsip Belajar Afektif. Bagaimana seseorang merespons peristiwa baru merupakan fungsi dari proses belajar afektifnya. Nilai-nilai emosional, dorongan hati, minat, dan sikap semuanya merupakan bagian dari pembelajaran afektif. Ada kemungkinan bahwa siswa sering tidak menyadari pembelajaran afektif. Sebenarnya landasan awal dan wujud sikap, emosi, dorongan, minat, dan sikap individu termasuk dalam proses belajar afektif.
- Prinsip Belajar Psikomotorik Hal ini terkait dengan proses pembelajaran psikomotor yaitu kemampuan siswa dalam mengatur tindakan fisiknya. Pembelajaran mental dan fisik terkait dengan pembelajaran psikomotorik
- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR
- Belajar seseorang dipengaruhi oleh berbagai macam factor. Faktor pembelajaran itu ada dua kategori, yaitu internal (berasal dari dalam) dan eksternal (berasal dari luar). Siswa itu sendiri mempengaruhi banyak elemen eksternal, dan lingkungan-lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat mempengaruhi banyak aspek eksternal juga. Kedua variabel ini berpotensi meningkatkan prestasi akademik seseorang.
- Faktor Internal.
- Faktor internal yaitu faktor-faktor yang berasal dari seseorang sendiri dan dapat mempengaruhi terhadap belajarnya. Faktor internal dibedakan menjadi dua yaitu. faktor jasmaniah dan faktor psikologi.
- Faktor jasmaniah ini terdiri atas tiga faktor yang mempengaruhinya antara lain: faktor kesehatan, cacat tubuh, dan faktor kelelahan.
- Faktor psikologis ini terdiri dari delapan faktor yang mempengaruhinya antara lain: faktor intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan dan cara belajar.
- Faktor Ekstern
- Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri peserta didik, faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
- Faktor Keluarga
- Relasi antara keluarga
- Ikatan antara orang tua dan anak-anaknya merupakan ikatan yang paling signifikan di antara anggota keluarga. Selain itu, cara anak berinteraksi dengan saudaranya atau anggota keluarga lainnya memengaruhi seberapa baik mereka belajar.
- Suasana Rumah
- Yang dimaksud dengan "suasana rumah" adalah keadaan atau kejadian rutin dalam rumah tangga tempat anak tumbuh dan belajar. Secara tidak sengaja, suasana rumah juga memainkan peran penting. Anak tidak bisa belajar dengan tenang di lingkungan yang ramai, riuh, atau kacau.
- Keadaan Ekonomi Keluarga
- Status keuangan keluarga berdampak langsung pada pendidikan anak. Selain memperoleh kebutuhan pokok seperti pangan, sandang, kesehatan, dan lain sebagainya, anak yang bersekolah juga memerlukan sumber belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis, buku, dan lain sebagainya. Situasi keuangan keluarga harus memungkinkan penyediaan sumber daya pendidikan tersebut.
- Pengertian Orang Tua
- Anak-anak tumbuh bergantung pada orang tua mereka untuk dukungan dan perhatian. Jika seorang anak sedang belajar, usahakan untuk tidak terganggu oleh pekerjaan rumah. Anak-anak terkadang kurang antusias, dan orang tua mempunyai tanggung jawab untuk mendukung dan memahami mereka serta membantu sebisa mungkin menghadapi tantangan yang dihadapi anak di sekolah.
- Latar Belakang Kebudayaan
- Sikap anak terhadap belajar dipengaruhi oleh kebiasaan keluarga atau pencapaian pendidikan. Penting untuk menciptakan kebiasaan positif pada anak untuk memicu rasa ingin tahu mereka dalam belajar.
- Faktor Sekolah
- Metode Mengajar
- Metode pengajaran adalah prosedur yang perlu digunakan ketika mengajar. Tujuan pengajaran adalah untuk menciptakan lingkungan yang tepat sehingga siswa dan guru dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Strategi pengajaran yang tidak efektif yang digunakan oleh seorang guru juga akan berdampak negatif terhadap pembe lajaran siswa.
- Kurikulum
- Kurikulum adalah seperangkat latihan yang ditugaskan kepada siswa. Agar siswa dapat menerima, menguasai, dan mengembangkan materi pembelajaran, sebagian besar tugas tersebut memerlukan penyajian materi. Pembelajaran siswa dipengaruhi oleh materi pelajaran. Kurikulum yang di bawah standar menghambat kemampuan siswa untuk belajar.
- Relasi Guru dengan Siswa
- Siswa yang menunjukkan sifat atau tindakan yang menjengkelkan teman-temannya, kurang percaya diri, atau mengalami stres internal akan dijauhi oleh kelompok. Akibatnya, masalah ini semakin parah dan menghambat pembelajaran. Selain itu, ia berhenti semangat bersekolah karena alasan yang tidak ada hubungannya, seperti diperlakukan buruk oleh teman-temannya. Agar pembelajaran siswa dapat berdampak positif, sangat penting bagi siswa untuk menjalin hubungan yang kuat satu sama lain
- Disiplin Sekolah
- Pembelajaran dan kerajinan siswa terkait erat dengan disiplin sekolah. Penegakan peraturan oleh guru, kedisiplinan pegawai dalam tugas-tugas administrasi, serta pemeliharaan kebersihan dan ketertiban ruang kelas dan gedung sekolah merupakan contoh dari disiplin sekolah.
- Alat Pelajaran
- Karena siswa menggunakan sumber belajar yang sama dengan yang digunakan guru untuk mengajarkan informasi, terdapat hubungan langsung antara cara siswa belajar dan sumber daya yang digunakan guru. Penerimaan materi pembelajaran yang diberikan kepada siswa akan difasilitasi oleh sumber belajar yang komprehensif dan sesuai
- Waktu Sekolah
- Proses belajar mengajar berlangsung pada jam sekolah, bisa pagi, siang, atau malam hari. Waktu sekolah juga berdampak pada pembelajaran anak. Misalnya anak yang diwajibkan masuk sekolah pada sore hari, kurang bertanggung jawab karena harus istirahat namun tetap harus berangkat sehingga menyebabkan mereka tiba di sekolah dalam keadaan kelelahan. Oleh karena itu, memilih waktu yang ideal untuk sekolah akan meningkatkan pembelajaran
- Faktor Masyarakat
- Kegiatan Siswa dalam Masyarakat
- Partisipasi siswa dalam masyarakat dapat membantu pertumbuhan pribadi mereka. Namun pembelajaran siswa akan terganggu jika mereka terlalu banyak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, seperti organisasi, sosial, keagamaan, dan acara lainnya, apalagi jika mereka memiliki kemampuan manajemen waktu yang buruk.
- Media Masa
- Film, TV, radio, surat kabar, majalah, buku, komik, dan lainnya adalah contoh media massa. Meskipun media massa yang negatif juga mempunyai dampak buruk terhadap siswa, media massa yang positif mempunyai dampak positif terhadap anak-anak dan pembelajaran mereka. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan guru untuk memberikan arahan dan pengawasan yang masuk akal kepada anak-anak mereka di rumah, ruang kelas, dan masyarakat untuk mencegah terjadinya kesalahan.
- Teman Bergaul
- Sungguh mengejutkan betapa pengaruh teman bergaul siswa dapat menembus semangatnya. Siswa akan mendapat manfaat jika mempunyai teman yang baik, dan sebaliknya, teman yang buruk tentu juga akan membawa dampak negatif.
- Bentuk Kehidupan Masyarakat
- Komunitas tempat anak-anak tinggal juga berdampak pada pembelajaran mereka. Komunitas yang terdiri dari orang-orang jahil, suka berjudi, pencuri, dan orang-orang jahat lainnya akan berdampak negatif terhadap generasi muda (pelajar) di sekitarnya. Anak-anak dan pelajar tertarik untuk meniru tindakan orang lain di sekitar mereka.
- Lingkungan Sekitar
Lingkungan sekitar, bangunan tempat tinggal, pola transportasi, dan lain sebagainya. Misalnya, struktur perumahan sempit, dan terdapat lalu lintas yang bising, pergerakan orang yang terus-menerus, kebisingan pabrik, polusi udara, dan iklim yang sangat panas. Semua faktor tersebut mungkin saja dapat menurunkan semangat dan minat belajar seseorang. Sebaliknya lokasi yang tenang dengan lingkungan yang sejuk akan membantu dalam pembelajaran. Hasil belajar siswa mungkin akan lebih tinggi pada lingkungan yang damai, alami, dan berhawa sejuk karena mempengaruhi segarnya semangat mereka. Hal ini berbeda dengan tempat y
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H