Lihat ke Halaman Asli

Pentingnya Kesadaran Menabung Untuk Masa Depan

Diperbarui: 9 Januari 2021   20:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

          Menabung menurut KBBI merupakan kegiatan menyimpan uang. Menyimpan uang ini dapat dilakukan dengan berbagai cara mulai dari yang tradisional yaitu melalui celengan hingga dengan cara modern atau terkini yaitu melalui bank. Kegiatan menabung merupakan kegiatan yang biasa kita lakukan semenjak dini yaitu dengan menabung di celengan lalu beralih menabung di sekolah hingga menabung di Bank. Beralihnya menabung di celengan menjadi menabung di Bank merupakan kemajuan yang baik bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Masyarakat yang sudah mulai menabung di Bank dapat membantu perekonomian suatu negara meningkat. Namun kegaitan menabung ini masih sulit untuk diterapkan sejak dini, tidak dapat dipungkiri terkadang kita melupakan untuk menyisihkan uang kita untuk ditabung karena kebiasaan tersebut tidak dilakukan setiap waktu melainkan hanya pada saat kita memiliki uang yang banyak.

          Seringkah Anda mendengar ajakan seperti “Ayo Menabung!” di berbagai media mulai dari media elektronik hingga media sosial? Banyaknya ajakan mengenai menabung dikarenakan masyarakat Indonesia masih banyak yang belum sadar akan pentingnya menabung untuk masa depan mereka. Menurut Sardjito sebagai Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK mengatakan bahwa kesadaran menabung di Indonesia di kawasan ASEAN berada di bawah Filipina, dilihat dari pertumbuhan DPK hanya sebesar 6,45% di tahun 2018. Jika dilihat dari pertumbuhan tabungannya saja, dapat Anda lihat pada tabel dibawah ini menunjukkan bahwa pada tahun 2018 pertumbuhan tabungan yang dimiliki Indonesia sebesar 7,50%. Pertumbuhan tabungan mengalami peningkatan di tahun 2016 dan 2017 namun kembali menurun di tahun 2018. Dengan pertumbuhan tabungan yang tidak stabil meningkat namun mengalami penurunan yang cukup besar. Hal ini dapat kita katakan bahwa masyarakat Indonesia masih belum sadar akan pentingnya menabung terutama menabung di Bank.

                 

Sumber: BPS

          Padahal menabung merupakan hal yang sangat penting untuk masa depan karena pada saat seseorang tidak bekerja lagi atau dapat kita katakan pensiun maka untuk dapat mengkonsumsi sesuatu seseorang tersebut akan menggunakan tabungan atau dana tambahan. Seperti yang dikatakan oleh Franco Modigliani sebagai pencetus teori Life-Cycle Hypothesis dalam ilmu ekonomi makro yaitu tingkat konsumsi seseorang akan berlangsung semenjak seseorang tersebut lahir hingga akhir hayat. Menurut teori Franco Modigliani tingkat konsumsi tidak hanya bergantung pada pendapatan saat ini namun juga bergantung pada pendapatan di masa yang akan datang atau yang kita sebut dengan tabungan. Dalam teori tersebut mengatakan bahwa terdapat tiga perjalanan hidup seseorang yaitu dimulai pada saat posisi dissaving pada saat seseorang lahir dan belum produktif, lalu posisi saving pada saat mereka sudah mulai bekerja atau produktif, kemudian mereka kembali pada saat posisi dissaving dimana saat seseorang sudah tidak produktif atau tidak bekerja lagi. Maka pada saat kembali pada posisi dissaving, kehidupan mereka akan bergantung pada dana tambahan yang sudah mereka tabung pada saat mereka bekerja atau pada posisi saving. Dengan adanya tabungan diharapkan bahwa tingkat konsumsi seseorang dapat dipertahankan sehingga tidak terjadinya penurunan yang drastis terhadap konsumsi seseorang tersebut. Dalam ilmu ekonomi, besarnya pendapatan seseorang berpengaruh terhadap tingkat konsumsi sehingga tingkat konsumsi seseorang juga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pada tabel dibawah ini menunjukkan bahwa tingkat konsumsi mengalami pertumbuhan setiap tahunnya dan diikuti dengan pertumbuhan PDB sebagai indikator pertumbuhan ekonomi juga meningkat. Dengan kata lain jika mayoritas pendapatan masyarakat di Indonesia begitu besar maka tingkat konsumsi juga dapat meningkat sehingga pertumbuhan ekonomi pun mengalami peningkatan.

Sumber: BPS

Sumber: BPS

          Tahun ini merupakan tahun dimana seluruh negara mengalami perekonomian yang buruk akibat global pandemic COVID-19. Terjadinya pandemi yang melanda di seluruh negara mewajibkan tiap negara untuk melakukan lockdown  untuk memutuskan rantai penyebaran virus tersebut sesuai dengan aturan yang diberlakukan WHO. Indonesia pun mengalami hal yang sama dimana dilakukannya PSBB selama 3 bulan. Sebagian besar kegiatan ekonomi di Indonesia mengalami hambatan karena Jakarta sebagai pusat perekonomian di Indonesia sangat lumpuh dengan adanya COVID-19. Berbagai sektor mengalami penurunan terutama pada sektor pariwisata dimana semua tempat wisata ditutup dan warga negara asing tidak diperbolehkan masuk. Sehingga banyak sekali perusahaan yang bangkrut akibat tidak adanya konsumen dan banyak pekerja yang mengalami PHK karena perusahaan tidak mampu untuk membayar pekerjanya. Hal ini dapat mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat karena hilangnya pekerjaan dan berkurangnya pendapatan. Pemerintah mengatasi hal tersebut dengan memberikan bantuan sosial berupa bantuan langsung tunai (BLT) dan tunjangan bagi pekerja yang mengalami potong gaji dan PHK. Selain itu pemerintah juga memberikan insentif pajak dan pembebasan tarif kepada produsen atau perusahaan agar tingkat konsumsi dapat meningkat kembali dan jumlah uang yang beredar di masyarakat dapat berjalan kembali. Pemerintah melakukan berbagai program tersebut agar  tingkat konsumsi Indonesia dapat  dipertahankan. Namun, ternyata tingkat konsumsi di Indonesia tetap mengalami  penurunan dan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi juga mengalami hal yang sama. Dapat Anda lihat pada tabel dibawah ini, menunjukkan bahwa pertumbuhan tingkat konsumsi mengalami penurunan dari kuartal 1 ke kuartal 2 sehingga pertumbuhan PDB juga mengalami penurunan. Tingkat konsumsi mengalami penurunan sebesar -4,19% dan PDB menurun sebesar -6,51%. Penurunan yang terjadi pada tingkat konsumsi dan PDB cukup drastis dari 5% pada tahun 2019 menjadi -4% dan -6% pada awal tahun 2020. Hal ini membuktikan bahwa perekonomian di Indonesia menciut akibat tingkat konsumsi masyarakat juga menurun.

Sumber: BPS

Sumber: BPS

          Berdasarkan paparan yang telah dijelaskan diatas bahwa pertumbuhan tingkat konsumsi akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Tingkat konsumsi masyarakat dipengaruhi oleh pendapatan yang dimiliki masyarakat. Menurunnya pendapatan masyarakat atau hilangnya pendapatan maka akan menurunkan tingkat konsumsi seperti yang terjadi pada saat ini. Masyarakat yang tidak memiliki dana cadangan atau tabungan sama sekali akan sangat berdampak pada tingkat konsumsi mereka. Tingkat konsumsi mereka dapat menurun drastis dibanding pada saat kondisi normal. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline