Lihat ke Halaman Asli

nadiah salma

Mahasiswa

Problem Implementasi Pancasila : Negara Agamis, tetapi banyak korupsi

Diperbarui: 30 November 2024   17:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

         Sebagai dasar negara Indonesia, Pancasila dirancang untuk dijadikan pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. seperti halnya nilai utama yang terdapat dalam sila pertama yaitu "Ketuhanan yang Maha Esa", sila tersebut menyatakan bahwa negara Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai Agama. Namun, sebuah fakta menunjukkan adanya perbedaan yang mencolok Indonesia disebut sebagai negara yang Agamis tetapi praktik Korupsi masih banyak terjadi di berbagai lapisan Masyarakat. 

  • Perbedaan antara nilai Agama dan Korupsi

           Sebagai negara dengan mayoritas penduduknya yang beragama, Indonesia harus mencerminkan nilai-nilai agama dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam tatanan pemerintahan. semua agama yang dianut oleh masyarakat Indonesia mengajarkan kejujuran, integritas, dan keadilan. akan tetapi, kasus-kasus korupsi yang melibatkan pejabat negara, tokoh masyarakat, bahkan lembaga-lembaga pemerintahan yang seharusnya menjunjung tinggi nilai moral agama, justru malah memperlihatkan lemahnya penerapan dari nilai-nilai tersebut. 

           Korupsi bukan hanya merugikan negara secara ekonomi saja, melainkan juga dapat menciptakan ketidakadilan sosial serta dapat memperluas kesenjanga antara yang kaya dengan yang miskin. hal ini menunjukkan adanya kegagalan yang terjadi dalam mewujudkan nilai ketuhanan yang menjadi landasan negara.

  • Faktor-faktor yang menjadi penyebab adanya Korupsi di Negara Agamis 

1. lemahnya integritas individu

    meskipun pendidikan agama telah diajarkan dari sejak dini, rupanya masih banyak individu yang gagal dalam merealisasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. adanya godaan kekuasaan dan uang seringkali membuat lupa akan prinsip moral yang ada.

2. Hukum yang tidak tegas

     sistem hukum yang lemah seringkali memberikan ruang bagi pelaku korupsi untuk lolos dari hukuman yang tidak setimpal. hal itu dapat memperkuat persepsi mengenai korupsi, bahwa tindakan ini disebut sebagai tindakan yang "aman".

3. kurangnya keteladanan para pemimpin

     Seorang pemimpin yang seharusnya bisa menjadi teladan bagi masyarakat, justru seringkali terlibat dalam kasus korupsi ini. hal ini dapat menciptakan kondisi yang buruk dimana rakyat kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah.

  • Dampak Korupsi terhadap citra negara Agamis

           Korupsi yang sudah merajalela dapat memberi dampak yang buruk terhadap citra negara Indonesia sebagai negara yang Agamis. ketidaksesuaian antara ajaran agama dan praktik di lapangan dapat menciptakan ketidakpercayaan baik didalam negeri maupun diluar negeri. hal ini juga mengikis masyarakat, karena tindakan korupsi tersebut dianggap sebagai "hal yang biasa" dan dapat memengaruhi perilaku generasi muda. 

  • Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi tindak Korupsi

1. Penguatan pendidikan karakter

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline