Lihat ke Halaman Asli

Budaya Sopan Santun sebagai Pembiasaan Nilai Sopan Santun pada Siswa

Diperbarui: 6 September 2023   21:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia terkenal akan kesopanan masyarakatnya. Pun dalam budaya Jawa, sikap sopan santun sangat kental dan membudidaya sejak zaman dahulu. Sikap sopan santun diketahui melalui perilaku menghormati kepada yang lebih tua, setara, maupun yang lebih muda. Sopan santun adalah perilaku seseorang yang menerapkan nilai-nilai menghormati, menghargai, dan berakhlak mulia. 

Sepertinya budaya sopan santun siswa terhadap guru menjadi masalah umum yang tengah dihadapi pendidikan di Indonesia. Budaya keramahtamahan dan sopan santun di Indonesia mengalami penurunan. Hilangnya budaya pada sikap sopan santun pada siswa merupakan salah satu penyebab kurang terbentuknya karakter. 

Banyak dijumpai perilaku kurang baik yang dilakukan oleh peserta didik. Sebagian besar anak zaman sekarang kurang menjaga tata karma. Contohnya seorang siswa yang berjalan melewati guru, hendaknya siswa membungkukkan badan sembari mengucapkan kata permisi atau salam. Tetapi melihat kondisi di zaman sekarang, banyak di antara mereka yang acuh tak acuh terhadap keberadaan guru, membentak atau berkata kasar kepada gurunya, bahkan ada pula yang menyakiti gurunya sendiri. 

Hal ini disebabkan pengaruh lingkungan dan kurangnya kepedulian sosial. Situasi dan lingkungan yang kurang baik seperti ini menjadi salah satu faktor pemicu hilangnya nilai sopan santun, dan pembentukan karakter peserta didik ke arah yang menyimpang. Hal ini tidak sesuai dengan salah satu tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan peserta didik yang berakhlak mulia. Kondisi ini yang menyebabkan hilangnya rasa menghargai satu sama lain, saling menghormati, sopan santun, dan kepedulian terhadap orang lain. 

Hal ini menjadi contoh bahwa pendidikan karakter dan pembiasaan adab di Indonesia kurang terlaksana dengan baik. Hal ini menjadi tugas besar untuk memperbaiki adab dan karakter anak. Dalam hal ini perlu adanya bimbingan dari lingkungan sekolah maupun rumah. 

Strategi untuk menumbuhkan budaya sopan santun di SD Negeri Tahunan Yogyakarta yaitu membudayakan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun) sebagai pembiasaan penerapan nilai sopan santun. Kegiatan tersebut dilaksanakan setiap pagi hari Ketika peserta didik masuk ke sekolah. 

Kemudian banyak dijumpai pajangan berupa poster dan plakat di berbagai sudut sekolah sebagai literasi dan pengingat agar selalu menanamkan nilai sopan santun. Menumbuhkan karakter sopan santun juga dapat dilakukan dengan cara menerapkan nilai sopan santun saat pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. 

Guru sebagai model , memberikan contoh sikap sopan santun sebagai pembiasaan di sekolah. Sebelum menerapkan nilai sopan santun kepada peserta didik, harus mendisiplinkan diri terlebih dahulu. Jika guru menunjukkan perilaku sopan santun, siswa pun akan meniru apa yang dilakukan guru. Guru pun dapat mengintegrasikan nilai sopan santun di setiap pembelajaran. Contohnya saat pembelajaran, peserta didik diajari untuk saling membantu dan menghargai pendapat teman yang sedang berbicara. Kemudian di sekolah guru telah menanamkan sikap berakhlak mulia pada pembelajaran agama dan PPKn.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline