Media massa terus mengalami perkembangan yang signifikan dari zaman ke zaman. Dahulu, Media massa hanya terdiri dari surat kabar, majalah, radio, dan televisi. Namun, di era modern seperti sekarang ini, media massa mulai banyak jenisnya dan semakin canggih. Contohnya seperti YouTube, situs web berita online, dan platform-platform canggih lainnya. Dulu kita harus menunggu tayangan favorit kita di waktu tertentu dan hanya bisa kita tonton di televisi saja, sedangkan sekarang kita bisa memutar dan menonton ulang tayangan tersebut kapanpun dan dimanapun dengan banyak platform, bisa dengan televisi, YouTube, dan lain-lain. Perubahan yang telah terjadi ini pastinya membawa dampak besar pada cara informasi disampaikan, diterima, dan diproses oleh masyarakat.
Media massa merupakan salah satu cara terbaik untuk menyampaikan informasi. Media massa memiliki kemampuan untuk mempengaruhi persepsi, perilaku, dan kesadaran masyarakat karena sebagian besar masyarakat menaruh kepercayaan terhadap media massa. Contohnya ketika ada berita yang sedang ramai, kita sebagai masyarakat cenderung menunggu berita tersebut tayang di media massa dulu baru dapat mempercayainya. Dalam era modern saat ini, media massa baru seperti YouTube menjadi platform komunikasi yang paling populer dan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembentukan persepsi dan perilaku individu. Sekarang semua masyarakat selalu berusaha mencari informasi melalui platform online, jarang sekali ditemukan masyarakat di zaman modern ini mencari informasi melalui surat kabar seperti dulu.
Dalam konteks teori efek media massa, perbedaan antara media massa dulu dan sekarang juga mempengaruhi efek afektif dan kognitif. Efek afektif media massa adalah bagaimana informasi-informasi dari media dapat merubah emosi kita, sedangkan efek kognitif adalah bagaimana media dapat merubah pemikiran dan persepsi kita. Di zaman yang modern sekarang ini, pastinya kita banyak menemui anak dibawah umur yang minim etika dan sulit mengontrol emosi, sebagian besar penyebab akan hal itu adalah dikarenakan efek dari konten-konten yang mereka tonton melalui media massa. Namun, terdapat pula efek kognitifnya yaitu bisa dilihat di zaman sekarang, banyak anak-anak yang sangat cerdas dan memiliki pengetahuan yang luas, hal tersebut juga sebagian besar disebabkan oleh konten yang mereka tonton melalui media massa. Jadi, dengan adanya perubahan media massa, efek afektif dan kognitif juga dapat berubah, sehingga penting sekali bagi kita untuk memahami bagaimana perbedaan ini memengaruhi cara media massa mempengaruhi masyarakat.
Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan media massa dulu dan sekarang. Kita akan melihat bagaimana perubahan media massa telah memengaruhi cara informasi disampaikan dan diterima, serta bagaimana media massa dapat mempengaruhi efek afektif dan kognitif. Dan dengan memahami perubahan-perubahan ini, diharapkan kita dapat mengembangkan strategi komunikasi kita menjadi lebih efektif dalam menghadapi tantangan dari media massa modern.
Artikel ini membahas tentang perkembangan media massa, sehingga teori yang tepat untuk digunakan adalah teori komunikasi massa. Menurut Gerbner (1967), komunikasi massa merupakan produksi serta distribusi berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang berkelanjutan, serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Jalaluddin Rakhmat (2011) mengatakan bahwa komunikasi massa merupakan jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Dari pendapat menurut para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa merupakan proses penyampaian pesan kepada khalayak secara serentak melalui suatu media.
Elizabeth Noelle-Neumann membagi komunikasi massa memiliki empat tanda pokok, yaitu:
terbuka, yaitu pesan ditujukan kepada khalayak yang tidak terbatas dan tidak diketahui identitasnya atau anonim;
tidak langsung, yaitu pesan ditujukan kepada khalayak melalui suatu media cetak atau digital;
satu arah, yaitu pesan hanya berasal dari satu pihak sehingga tidak dapat menerima umpan balik secara spontan dari khalayak;
tersebar secara geografis, yaitu memiliki audiens yang tersebar di seluruh wilayah.
Komunikasi massa bukan merupakan komunikasi interpersonal meskipun sama-sama melibatkan dua pihak. Dalam komunikasi massa, pengendalian arus informasi tidak dapat dilakukan. Seperti yang sudah dijelaskan diatas, komunikasi massa bersifat satu arah sehingga tidak dapat menerima umpan balik secara langsung. Selain itu, proporsi unsur isi dengan hubungan komunikasi massa dan komunikasi interpersonal juga berbeda. Dalam komunikasi interpersonal, unsur hubungan lebih penting dibanding isi. Tetapi dalam komunikasi massa, unsur isi lebih penting daripada hubungan.