Tidak terasa ya waktu cepat berlalu, tau-tau saya sudah ada di akhir semester 2 alias sudah satu tahun saya duduk di bangku perkuliahan ini. Rasanya masih kemarin saya mengikuti test masuk perguruan tinggi, mengurus dokumen dokumen yang di perlukan untuk pendaftaran perguruan tinggi, dan juga mengikuti serangkaian kegiatan Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (OSPEK).
Di artikel kali ini, saya akan menceritakan cerita saya selama menempu perkuliahan mata kuliah kewarganegaraan. Artikel-artikel yang sebelum nya yang saya tulis dan saya upload di kompasiana ini merupakan tugas dari mata kuliah kewarganegaraan. Dosen yang mengajar di mata kuliah ini adalah Bapak Edi Purwanto. meskipun hanya berinteraksi secara online,saya mengenal beliau adalah orang yang baik, humoris, supel, sabar dan santai tapi tetap serius ketika mengajar. karena sifat ini lah beliau banyak di sukai oleh mahasiswa mahasiswa nya.
Beliau selalu memberikan tugas membuat artikel atau wawancara yang menurut saya dari tugas ini mendorong mahasiswa untuk bersosialisasi dan berfikir secara kritis dalam menanggapi suatu masalah atau ketika melihat fenomena di lingkungan sekitar.
Bagi saya tugas ini menantang karena di tugas tersebut saya harus mewawancarai para narasumber dari berbagai kalangan. Yang di mana saya jarang mendapatkan tugas seperti ini.
Yang dari diri saya sendiri, bisa di katakan saya orang yang jarang berinteraksi. Namun, karena tugas kewarganegaraan ini saya bisa belajar untuk keluar dari zona nyaman. Saya juga belajar untuk berinteraksi dengan orang asing, mendengarkan cerita-cerita mereka dan juga belajar mewawancarai orang lain.
Dari tugas wawancara itu saya juga belajar melawan rasa grogi saya ketika berinteraksi dengan orang lain. Selain melawan rasa grogi, saya juga mendapatkan pengetahuan atau wawasan baru selama mengerjakan tugas tugas mata kuliah kewarganegaraan ini.
Di tugas pertama, ditugaskan untuk mewawancarai salah satu teman sekelas. Dari tugas pertama ini saya mewawacarai teman saya yang bernama Annisa, dari tugas wawancara pertama ini saya bisa mengenal annisa. Tahu hobi nya apa, apa yang dia sukai dan apa yang tidak dia sukai. Dan bonus nya saya mengetahui seperti apa kota blitar tempat Annisa dilahirkan, baik letak kota nya, seperti apa suasana nya, seperti apa orang orang di kota Blitar itu, tempat tempat sejarah nya dan makanan khas kota Blitar.
Lalu di tugas ke dua dan ke tiga saya mewawancarai kedua orang tua saya. Dari tugas wawancara ini saya bisa tahu cerita cerita masa kecil kedua orang tua saya, masa remaja, hingga cerita ketika kedua orang tua saya bertemu.
Lalu di tugas wawancara dan membuat artikel selanjutnya yakni mewawancarai orang non muslim ini lah yang menjadi tantangan bagi saya, karena sejak kecil saya tinggal di lingkungan mayoritas muslim sehingga saya sangat jarang berinteraksi dengan orang non muslim.
Karena terbatas nya waktu, karena harus mengikuti perkuliahan dan mengerjakan tugas mata kuliah yang lain. Saya hampir tidak punya waktu untuk mewawancarai pemuka agama seperti pendeta (pemuka agama nasrani) dan pinandita (pemuka agama hindu). Ketika ada kesempatan, saya dan teman teman berangkat bersama sama pergi ke tempat ibadah yang sudah kami rencanakan, sayang nya ketika sudah sampai di tujuan kami tidak bisa menemui pemuka agama tersebut. Karena beliau ada urusan sehingga tidak bisa di temui atau sudah pulang. Sehingga saya dan teman-teman tidak bisa menemui tokoh pemuka agama tersebut.
Akhirnya saya memutuskan untuk mewawancarai kenalan kakak saya yang beragama non muslim yang kebetulan juga seorang aktivis di tempat ibadah nya.