Mengikuti program Asistensi Mengajar merupakan salah satu pengalaman berharga dalam perjalanan saya sebagai calon pendidik. Program ini memberikan mahasiswa yang merupakan calon guru kesempatan untuk terlibat secara langsung dalam dunia pendidikan, memahami dinamika pembelajaran, serta berinteraksi dengan peserta didik dari berbagai latar belakang yang berbeda beda. Saya memilih SMAN 1 Singosari, sebuah sekolah menengah atas yang terkenal dengan semangat belajar dan inovasinya. Selama saya melakukan Asistensi Mengajar di SMAN 1 Singosari, pihak sekolah terus melakukan inovasi dan menerima saran yang diberikan oleh mahasiswa AM tentang beberapa hal terkait pembelajaran.
Tahap persiapan menjadi kunci keberhasilan asistensi mengajar. Saya mulai dengan memahami kurikulum sekolah dan materi yang akan diajarkan, khususnya pada kelas X-E, di mana saya ditugaskan untuk mengajar. Fokus utama saya adalah pelajaran geografi. Selain itu, saya juga mempersiapkan media pembelajaran interaktif, seperti game berbasis edukasi melalui Gamekiit, untuk menarik minat siswa. Persiapan mental juga tak kalah penting. Saya menyadari bahwa menjadi pengajar bukan hanya soal menyampaikan materi, tetapi juga membangun hubungan positif dengan siswa dan kolega di sekolah.
Setiap hari, saya memulai kegiatan dengan rutinitas yang terstruktur. Saat mengajar di kelas, saya mencoba memadukan metode konvensional dan modern. Untuk materi SIG, saya menggunakan pendekatan berbasis teknologi. Saya mengajak siswa mengeksplorasi aplikasi pemetaan sederhana, seperti Google Maps, untuk memahami konsep peta digital secara langsung. Setelah itu, saya melibatkan siswa dalam diskusi kelompok untuk menganalisis kasus, seperti distribusi COVID-19 menggunakan SIG.
Hal menarik terjadi saat saya menggunakan permainan edukasi. Peserta didik menjadi sangat antusias karena materi yang biasanya dianggap rumit dan tidak mereka pahami menjadi lebih menyenangkan dan mudah dimengerti. Banyak dari peserta didik yang biasanya pasif mulai berpartisipasi aktif dalam kegiatan di kelas. Hal tersebut berlangsung di pembelajaran pada pertemuan selanjutnya, peserta didik meminta untuk ditambahkan kegiatan bermain sambil belajar di kelas. Ini menjadi momen penting yang menguatkan pandangan saya tentang efektivitas pembelajaran berbasis permainan dalam meningkatkan minat belajar.
Dalam pembelajaran saya juga menerapkan kegiatan observasi dalam pembelajaran penelitian geografi di lingkungan sekolah. Salah satu proyek yang dikerjakan oleh peserta didik adalah pemetaan vegetasi di sekitar sekolah. Peserta didik melakukan observasi, mencatat jenis-jenis tanaman, dan membuat peta sederhana yang menunjukkan lokasi setiap tanaman. Aktivitas ini tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa tentang geografi fisik, tetapi juga melatih keterampilan mereka dalam penelitian.
Selama kegiatan asistensi mengajar, saya menghadapi beberapa tantangan, seperti mengelola siswa yang kurang disiplin atau kurang fokus saat pembelajaran. Namun, dengan pendekatan yang sabar dan kreatif, saya berhasil menarik perhatian mereka. Saya belajar bahwa menjadi pengajar tidak hanya membutuhkan pengetahuan, tetapi juga kemampuan komunikasi yang baik, empati, dan ketegasan. Selain itu, saya harus menyesuaikan metode mengajar dengan kebutuhan siswa. Tidak semua siswa memiliki gaya belajar yang sama. Beberapa lebih suka diskusi, sementara yang lain lebih tertarik pada aktivitas visual atau praktik langsung. Hal ini mengajarkan saya pentingnya fleksibilitas dalam mengajar.
Selain kegiatan mengajar, saya juga berpartisipasi dalam kegiatan di luar kelas, seperti piket tata tertib, menjaga laboratorium, kbm, perpustakaan, dan BK. Saat piket laboratorium, saya membantu menyiapkan alat-alat praktikum, memastikan semuanya dalam kondisi baik sebelum digunakan siswa. Saat piket tata tertib, kegiatan dimulai dari pagi yaitu menjaga gerbang untuk menyambut peserta didik yang datang dan memeriksa atribut sekolah yang mereka gunakan. Selain itu piket tata tertib juga membantu peserta didik dalam urusan dispensasi dan mendata peserta didik yang melakukan pelanggaran. Pada piket KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), saya dan beberapa teman berkeliling saat pergantian jam untuk memastikan kehadiran guru di kelas. Selain itu piket KBM juga berperan sebagai resepsionis sekolah untuk membantu tamu sesuai dengan kebutuhannya. Piket perpustakaan dilakukan dengan membantu petugas perpustakaan menata buku sesuai dengan kategorinya, dan Sementara itu, saat piket BK, saya belajar tentang manajemen administrasi sekolah, termasuk bagaimana menangani tamu atau mengelola dokumen.
Asistensi Mengajar di SMAN 1 Singosari telah memberikan saya pengalaman yang sangat berharga. Saya tidak hanya belajar bagaimana mengajar, tetapi juga memahami dinamika dunia pendidikan secara lebih mendalam. Interaksi dengan siswa dan kolega membuat saya semakin yakin bahwa pendidikan adalah kunci perubahan. Pengalaman ini menginspirasi saya untuk terus berinovasi dalam metode pengajaran dan memberikan dampak positif di dunia pendidikan. Saya percaya, program ini telah membentuk saya menjadi individu yang lebih tangguh, adaptif, dan berdedikasi untuk menjadi pendidik yang lebih baik di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H