Sel punca atau stem cell sering diuji sebagai pengobatan alternatif untuk kanker, diabetes, demam berdarah, hepatitis dan penyakit lain yang disebabkan oleh virus. Stem cell dikenal sebagai sel ajaib karena kemampuannya untuk mengobati berbagai penyakit. Belum lama ini, sebuah penelitian meneliti penggunaan sel punca dalam pengobatan penyakit serius yang disebut gagal hati akut, atau Acute Liver Failure (ALF).
Stem cell adalah sel yang dapat berkembang menjadi berbagai sel dalam tubuh makhluk hidup. Sel-sel tersebut memerlukan penanganan khusus agar dapat dipanen dan digunakan untuk terapi, termasuk untuk mengatasi gangguan kesehatan.
Sebuah studi yang meneliti terapi stem cell pada pasien dengan gagal hati akut diterbitkan dalam jurnal berjudul "Mesenchymal Stem Cell Therapy in Acute Liver Failure". Penelitian dilakukan oleh Yong-Hong Wang dan En-Qiang Chen dari Universitas Sichuan di China.
Para peneliti ingin mengetahui potensi dalam terapi Mesenchymal Stem Cell (MSC) untuk pengobatan Acute Liver Failure (ALF). Gagal hati akut adalah sebuah sindrom penyakit hati skala tinggi yang dapat mengalami masa buruk dengan cepat dan menyebabkan kematian yang tinggi.
Penelitian ini dilakukan kepada beberapa jenis hewan yang terkena penyakit gagal hati akut. Hewan dipilih karena MSC yang diturunkan dari manusia juga memiliki tingkat keberhasilan yang sama dengan hewan.
Setelah melakukan terapi MSC pada hewan yang mengalami gagal hati akut, penelitian ini mendapatkan hasil bahwa terapi MSC harus mempelajari penggunaan dosis sel dengan tepat untuk mendapatkan keefektifan dalam mengobati gagal hati akut.
Didapatkan temuan baru dari penelitian ini bahwa terapi MSC yang dilakukan segera setelah injeksi D-galaktosamin memberikan efek yang baik dalam mengobati gagal hati akut pada hewan. Kemudian terapi MSC yang dilakukan setelah 12 jam injeksi Thiocetamide juga dapat mengobati gagal hati akut secara efektif. Namun, ketika peneliti melakukan pengujian 3 dosis MSC yang berbeda, hewan yang menjadi model penelitian sebagian besar mengalami kematian.
Dengan adanya penemuan fakta tersebut dalam penelitian ini membuat setiap dokter yang menangani terapi MSC terhadap pasien gagal hati akut harus melakukan pemilihan dosis yang paling tepat agar tidak menyebabkan efek buruk yang merugikan pasien.
Dalam penelitian ini juga menyajikan hasil penelitian terdahulu yang mana terdapat beberapa fakta dalam terapi MSC:
- Usia pasien mempengaruhi keberhasilan terapi MSC.
- Tidak semua pasien gagal hati akut dapat diobati dengan terapi MSC.
- Memperpanjang waktu pengobatan dapat meningkatkan keberhasilan terapi MSC pada pasien stadium akhir.
- Kombinasi MSC diprediksi memiliki prospek yang baik.
Keefektifan terapi MSC dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti sumber jaringan sel, jalur sel, waktu terapi, frekuensi terapi, dosis sel, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, terapi MSC untuk mengobati penyakit gagal hati akut perlu dilakukan peninjauan terkait hambatan dalam penerapan terapinya.