Lihat ke Halaman Asli

Rendahnya Literasi N umerasi Siswa di Indonesia

Diperbarui: 20 Maret 2024   23:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Literasi merupakan kemampuan untuk memahami dan menggunakan berbagai jenis teks untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. Sementara itu, Numerasi merupakan kemampuan untuk menerapkan konsep numerik dan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan penalaran, sangat penting untuk menghadapi tantangan masa depan. Kemampuan untuk memahami dan menerapkan konsep matematika dalam bentuk lambang dan bilangan untuk menyelesaikan masalah sehari-hari dikenal sebagai literasi numerasi.

Menurut Kemendikbud pada tahun 2017 mengungkapkan bahwa Kemampuan literasi numerasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan penalaran yang masuk akal untuk menganalisis pengukuran. Penalaran ini biasanya disajikan dalam bentuk grafik, tabel, bagan, gambar, dll., dan memuat unsur -- unsur matematika. Kemampuan numerasi ini ditunjukkan dengan kenyamanan terhadap bilangan dan mampu menggunakan keterampilan matematika secara praktis untuk memenuhi tuntutan kehidupan. Kemampuan numerasi juga mencakup apresiasi dan pemahaman informasi yang dinyatakan secara matematis, seperti grafik, bagan, dan tabel.

Budaya literasi Numerasi generasi (gen) Z masih tergolong minim. Rendahnya literasi dan numerasi siswa tentu akan berakibat pada rendahnya kualitas sumber daya manusia di Indonesia, sehingga mereka tidak mampu bersaing dengan dunia global, terutama di tengah gempuran teknologi di era digital saat ini. Tingkat kemampuan literasi dan numerasi siswa di Indonesia masih rendah; bahkan hanya 30% siswa memiliki kemampuan keduanya. Ini karena literasi numerasi sangat penting untuk membekali diri dengan skill, berpikir kritis, kreatif, dan inovatif.

Pada tahun 2019 OECD telah melaksanakan PISA yang menunjukan bahwa Indonesia berada pada peringkat ke 62 dari 70 negara. Dalam hal ini Indonesia mempuanyai kemampuan literasi numerasi yang masih rendah. Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya literasi numerasi di Indonesia:

  • Belum adanya pembiasaan membaca yang baik di sekolah maupun di rumah.
  • Kemajuan teknologi informasi yang tidak terwujud di sekolah dan kampus.
  • Rendahnya minat belajar siswa di sekolah dan rumah.
  • Rendahnya motivasi belajar siswa
  • Kurangnya mendapatkan perhatian orang tua terhadap belajar siswa.
  • Efek TV dan Handphone yang tidak terkendali
  • Lingkungan pertemanan yang tidak positif.
  • Kemampuan Guru yang masih kurang dalam mengajar literasi numerasi.
  • Sarana prasarana yang tidak mendukung

Menurut Dr. Ariyadi Wijaya, seorang doktor di bidang pendidikan sekaligus ahli yang ditunjuk langsung oleh OECD untuk memantau kualitas PISA Indonesia pada tahun 2023, peran guru sangat penting dalam meningkatkan kedua kemampuan tersebut.

Selain itu, rendahnya literasi numerasi di Indonesia memiliki dampak yang sangat luas bagi kemajuan bangsa. Berikut adalah beberapa dampak dari rendahnya literasi numerasi di Indonesia:

  1. Rendahnya literasi numerasi di Indonesia membuat banyak siswa tidak dapat memperoleh Pendidikan dengan baik dan dapat menyebabkan kendala dalam pengembangan sosial, ekonomi, dan politik.
  2. Membuat banyak siswa tidak memahami informasi yang ditemui dan dapat menghambat dalam pengambilan keputusan.
  3. Menyebabkan kesenjangan dan kemiskinan.
  • Membuat banyak orang tidak memahami etika dan hukum, yang mengakibatkan tingkat kriminalitas yang tinggi.
  • Membuat banyak orang tidak dapat memahami cara mengelola keuangan dengan baik, yang dapat mengakibatkan kesejahteraan yang rendah.

Kondisi ini menuntut pendidik untuk memahami teknologi dan meningkatkan kemampuan literasi. Pemerintah, melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementrian Komunikasi dan Informasi, melakukan gerakan literasi nasional untuk mendukung pendidik dan siswa dalam pengembangan teknologi pendidikan.

Jika siswa memiliki tingkat literasi numerasi yang rendah, tindakan lanjut yang harus dilakukan bukan hanya pada kemampuan siswanya saja, tetapi juga pada kemampuan guru dalam mengajar. Guru harus menyadari betapa pentingnya meningkatkan kemampuan literasi numerasi bagi siswa mereka dan guru itu sendiri. Secara pribadi guru juga harus meningkatkan kemampuan mereka secara. Dimana guru memang dilatih secara menyeluruh untuk meningkatkan kemampuan literasi numerasi siswa, agar dapat diimplementasikan kepada siswa.

PISA yang dilaksanakan oleh OECD pada tahun 2019 menunjukkan bahwa Indonesia memiliki beberapa solusi untuk meningkatkan kemampuan literasi numerasi siswa, yaitu:

  • Memperkuat pengembangan pendidikan yang berfokus pada kemampuan intelegensi siswa.
  • Memperkuat pendidika dengan mempertimbangkan motivasi belajar siswa.
  • Meningkatkan pendidikan dengan memperhatikan kemampuan guru dalam literasi numerasi.
  • Memperkuat pendidikan yang memperhatikan sarana prasarana dengan fasilitas yang mendukung.
  • Untuk meningkatkan kompetensi literasi numerasi siswa perlu adanya siteplan program yang dilakukan dan menjadikannya sebagai budaya sekolah. Sekolah harus memiliki aksi nyata dan target yang jelas.
  • Mengadakan dan membuat pelatihan kepada guru-guru disatuan pendidikannya
  • Guru dikelas harus membiasakan dan memberi kesempatan pada siswa untuk membaca dan menganalisis materi sendiri.
  • Merancang asesmen yang berbasis literasi numerasi untuk mengevaluasi kemampuan pembelajaran siswa dalam pembelajaran.
  • Melakukan pendampingan yang berkelanjutan dan konsisten untuk meningkatkan keterampilan literasi numerasi siswa.

Dalam hal ini, pemerintah Indonesia harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat mengembangkan sistem pendidikan yang efektif dan memperkuat kualitas pendidikan.

Selain itu ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan literasi numerasi siswa di Indonesia:

  • Memperkenalkan bahasa yang mudah dibaca dan meningkatkan kemampuan membaca di sekolah dan rumah.
  • Memperkuat kemampuan intelegensi siswa, yang dapat dilakukan melalui pendidikan yang memperhatikan kemampuan intelegensi.
  • Memperkuat minat belajar siswa dapat dicapai melalui pendidikan yang menarik dan memperhatikan minat siswa.
  • Memperkuat motivasi belajar siswa, yang dapat dicapai melalui pendidikan yang memperhatikan keinginan siswa.
  • Perhatian orang tua terhadap belajar siswa dapat dilakukan melalui konsultasi dan diskusi dengan orang tua.
  • Mengurangi menonton TV dan bermain Handphone.
  • Pendidikan yang memperhatikan pengaruh teman-teman terhadap belajar siswa dapat dilakukan untuk memperhatikan pengaruh teman-teman.
  • Memperkuat kemampuan guru dalam mengajar literasi numerasi melalui pendidikan guru yang memperhatikan kemampuan guru dalam mengajar literasi numerasi.
  • Memperbaiki sarana prasarana yang tidak mendukung melalui peningkatannya di Sekolah.
  •  Memperkuat pendidikan kebudayaan yang memperhatikan pentingnya pendidikan dan kemajuan ilmiah.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline