Lihat ke Halaman Asli

Nadia Okta Nelsi

Pelajar/Mahasiswa/UIN Sjech M.Djamil Djambek

Atma yang Pernah Bertamu

Diperbarui: 26 September 2023   21:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku pernah berkata, "Rindu itu tak akan bisa terobati saat jarak masih saja memisahkan." Ya, pernyataan itu seringkali aku sampaikan lewat percakapan telepon kita waktu itu. Kamu yang di sana, apakah masih ingat di saat kita yang dulunya pernah memadu kasih? Mungkin saja tidak ingat, karena lebih memilih melupakan daripada berdamai. 

Aku tak tahu, apa yang salah dengan namanya jarak.

Yang pasti, setiap kali ingin mengejanya, kamu merasa enggan untuk sekedar mendengarkan petuah demi petuah di setiap heningnya malam. 

Kamu yang selalu urung menapaki jejak, kerap kali membuatku bersimpuh dikeheningan malam. Mengadu di kidung Do'a. Dan berselimutkan dinginnya udara malam. 

Setiap detik selalu terlewati, hanya ada kegundahan dan kehampaan dalam hati. Sebab kamu lebih memilih pergi daripada menetap. Aku salah, karena tidak bisa melupakanmu yang jauh dari hati.

Tapi andaikan saja aku boleh memilih, akan aku hapus memori yang dulu pernah bertamu denganmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline