Lihat ke Halaman Asli

Senja, Rokok, dan Kau

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senja tadi baru saja kita berceloteh, ditemani angin, polusi, dan bergelas-gelas kopi hitam.

Senja tadi kita merenung, lalu kau tertawa-tawa, melepas sajak.

Aku terdiam, menyaksikan angin mencumbu anak rambutmu.

Menyaksikan gurat kasar di wajahmu

Menyaksikan puntung rokok yang terselip di bibirmu

Aku hirau pada lalu-lalang, pada pengamen-pengamen kecil bertelanjang kaki, mencari receh

Aku usah pada deringan nada pesan yang bersahut-sahut

Mataku terpaku, pada asap nikotin yang membumbung jauh. Pada kopi dan seruput satu-satu

Senja tadi, sampai batas ia sembunyi di balik cakrawala

Ketika sajak, prosa, dan canda berpadu hening semata.

Sampai pada ampas rokok ketiga

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline