Bahasa merupakan salah satu elemen penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Di Indonesia, bahasa yang mempersatukan bangsa adalah Bahasa Indonesia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, terjadi pergeseran dalam penggunaan bahasa di kalangan masyarakat Indonesia. Hal ini dikhawatirkan dapat memicu penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila.
Pergeseran Penggunaan Bahasa
Pergeseran penggunaan bahasa yang paling terlihat adalah maraknya penggunaan bahasa asing, terutama bahasa Inggris, dalam percakapan sehari-hari serta penggunaan bahasa gaul yang merupakan kata serapan dan jelas tidak sesuai kaidah bahasa Indonesia. Hal ini sering kali dianggap sebagai simbol modernitas dan pergaulan dan sering kali mengandung unsur SARA dan ujaran kebencian.
"Medsos hari ini banyak diisi dengan cacian makian, padahal seharusnya saling menguatkan. Nilai Revmen relevan dalam bermedia sosial untuk mempersatukan", tegas Arif Nur Hakim, ketua Perkumpulan Pemuda Manggala Nusantara.
Pada tahun 2020 Digital Civility Index (DCI) Microsoft mengumumkan bahwa Indonesia berada di peringkat 29 dari 32 negara dalam hal tingkat kesopanan netizen. Ini berarti Indonesia termasuk negara dengan netizen yang kurang sopan di dunia. Cukup miris bagi negara kita yang lebih dikenal sebagai negara dengan rakyat yang sopan dan ramah.
Hubungan Penggunaan Bahasa dengan Penyimpangan Nilai Pancasila
Pergeseran penggunaan bahasa ini dapat berakibat pada penyimpangan nilai-nilai Pancasila. Berikut beberapa contohnya:
Penggunaan bahasa asing yang berlebihan, memicu rasa minder terhadap bahasa dan budaya sendiri. Hal ini dapat melemahkan rasa nasionalisme dan patriotisme karena lebih memilih menggunakan bahasa asing yang menurutnya lebih keren dari bahasa sendiri.
Penggunaan bahasa gaul yang kasar dan mengandung unsur SARA dapat memicu perpecahan dan konflik antarumat beragama. Hal ini bertentangan dengan prinsip toleransi dan persatuan yang terkandung dalam Pancasila.
Penggunaan bahasa yang tidak baku dan tidak sesuai kaidah dapat menurunkan kualitas komunikasi dan pemahaman antarmasyarakat. Hal ini dapat menghambat persatuan dan kesatuan bangsa. Seperti yang kita ketahui sekarang ini penggunaan bahasa Indonesia telah tergantikan dengan bahasa gaul dan kasar di kalangan remaja