Lihat ke Halaman Asli

Kota-kota Besar Hanya untuk "Yang Berduit"

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kota-kota Besar Hanya untuk “Yang Berduit”

Kompleksitas permasalahan yang muncul di kota-kota besar tak jarang berpengaruh hingga persoalan psikologis masyarakatnya. Meningkatnya stres masyarakat kota yang menyebabkan agresivitas hingga gangguan jiwa. Semua ini tentunya akibat dari tidak terpecahkannya permasalahan-permasalahan yang terjadi dan bahkan justru bertambah. Dari sini dapat asumsikan bahwa kota-kota besar yang tumbuh menjadi kota metropolitan atau bahkan hingga Megapolitan seperti halnya Jakarta, bukanlah tempat yang ramah bagi warganya apalagi bagi para pendatang yang dengan segala keterbatasannya mencoba mengadu nasib tentu saja bisa dikatakan bahwa sama saja mereka bunuh diri, karena memang kesempatannya sangat kecil untuk bersaing dengan masyarakat yang sudah mapan, apalagi kehidupan sosial di sana cenderung heterogen dan tak mau tahu terhadap kondisi sekitar.

Minimnya akses fasilitas publik, kriminalitas, pelanggaran, kemacetan, polusi, sampah dan banjir, seakan-akan sudah menjadi makanan sehari-hari bagi masyarakat pinggiran kota. Berbeda dengan mereka kaum berduit, mungkin kota bagi mereka adalah surga kenikmatan sesuai dengan apa yang dicitrakan oleh media televisi. Tentu hal ini berbeda bagi mereka masyarakat miskin kota yang besar adalah masyarakat pendatang, kota-kota besar merupakan neraka. Mereka hanya bisa menjadi penonton tanpa bisa ikut berpartisipasi dalam menikmati manisnya surga kota dengan segala fasilitas mewah yang disediakan bagi mereka kaum berduit.

Adapun langkah-langkah untuk menanggulangi masalah urbanisasi yaitu dengan mengantisipasi perpindahan penduduk dari desa ke kota sehingga urbanisasi dapat ditekan, memperbaiki tingkat ekonomi daerah pedesaan sehingga mereka mampu hidup dengan penghasilan yang diperoleh di desa, dan langkah-langkah lain yang kiranya dapat mencegah mereka untuk tidak berbondong-bondong berpindah ke kota.

Berbagai langkah tersebut di atas akan dapat dilaksanakan apabila ada jalinan kerja sama yang baik antara masyarakat dan pihak pemerintah. Dalam hal ini partisipasi masyarakat sangatlah diperlukan, sehingga program tersebut akan berjalan lebih tertib dan lancar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline