Lihat ke Halaman Asli

Nad

Sekretaris Jenderal

TTD dan Pencegahan Anemia Pada Remaja Putri

Diperbarui: 2 Oktober 2022   19:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis: Nadhir Wardhana Salama (Sekjenter Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia)/Dok pribadi

Anemia atau kondisi kekurangan sel darah merah (hemoglobin) pada tubuh adalah masalah kesehatan yang dapat terjadi di berbagai lapisan umur mulai dari balita hingga lansia. Pada remaja masalah anemia bisa memiliki dampak yang bukan hanya di usia remaja, namun akan mempengaruhi kesehatan pada siklus usia kehidupan berikutnya.

Menurut data Riskesda tahun 2018, sebanyak 32% remaja di Indonesia terkena anemia, dengan risiko lebih besar pada remaja putri. Hal ini diperkirakan terjadi karena ketidak seimbangan antara asupan dan kebutuhan zat besi.

Kekurangan zat besi terjadi karena kurangnya konsumsi makanan bergizi ditambah kebiasaan diet yang seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan kesehatan tubuh, misalnya diet agar ingin terlihat langsing.

Di sisi lain, pada usia pubertas dan pertumbuhan biologis dibutuhkan zat gizi yang relatif tinggi seperti zat besi. Hal ini tidak terlepas dari proses biologis yang dialami yaitu siklus menstruasi setiap bulannya, dan pertumbuhan tubuh yang pesat di masa remaja.

Menurut penelitian, anemia pada remaja putri berdampak pada penurunan imunitas yang memungkinkan mudah terpapar penyakit.

Jika tidak diatasi secara serius, anemia pada remaja putri akan menjadi bom waktu pada persoalan gizi bayi di masa mendatang. Mengingat para remaja putri adalah calon ibu yang akan hamil dan melahirkan bayi di masa yang akan datang. Kondisi ini akan berisiko besar terjadinya balita dengan tubuh pendek atau berat badan lahir rendah yang berpotensi 5,87 kali menyebabkan stunting.

Oleh karena itu perlu ada perhatian serius terhadap anemia pada remaja putri. Untuk memenuhi kebutuhan zat besi sebagai upaya pencegahan anemia dapat dilakukan dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi seperti ikan, sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan, dan lain sebagainya.

Mengingat kebutuhan zat gizi remaja putri yang relatif tinggi di masa pubertas, maka direkomendasikan untuk memberikan zat besi tambahan dalam bentuk suplemen tablet tambah darah (TTD). Hal ini selaras dengan program pemerintah yang telah berjalan sejak tahun 2016 melalui surat edaran dari kementerian kesehatan nomor HK 03.03/V/0595/2016 tentang tentang Pemberian Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur.

Upaya pemberian TTD untuk memenuhi kebutuhan zat besi sebagai penanggulangan atau pencegahan risiko anemia pada remaja putri.

Riset-riset saat ini masih menunjukkan, bahwa konsumsi TTD secara teratur bisa menjadi solusi memenuhi kebutuhan zat besi, serta menjaga keseimbangan kandungan zat besi pada remaja putri, sehingga dapat mencegah risiko terjadinya anemia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline